TEMPO.CO, Ambon - Sekitar seribu orang di Kota Ambon menyalakan lilin sebagai bentuk dukungan kepada Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok yang dihukum 2 tahun pernjara karena kasus penistaan agama. Aksi 1,000 lilin ini berlangsung di tribun lapangan Merdeka, Kota Ambon, Sabtu malam, 13 Mei, 2017.
Sambil membawa lilin, peserta aksi menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu dilakukan secara adil. Mereka mengaku terpanggil memberi dukungan sebagai bentuk solidaritas atas proses hukum Ahok yang dirasakan tidak adil. “Tuntutan kami hukum ditegakkan dengan adil, kami menyalakan lilin di sini dan di manapun karena ada pro dan kontra, ” kata salah satu peserta aksi, Fileks Talakua.
Simak: Ahok Divonis, Relawan Badja Tuntut Rizieq Ditangkap
Menurut Fileks, aksi seribu lilin wujud kecintaan rakyat terhadap Indonesia yang majemuk. “Berbagai lapisan masyarakat hadir karena kesadaran dan cinta mereka pada Indonesia, ini bukan soal Agama”.
Martha, peserta aksi, sempat bimbang untuk datang ke lapangan Merdeka karena ada imbauan dilarang oleh aparat keamanan. “Saya lihat informasi seribu lilin di Facebook, tadinya saya tidak mau datang katanya ada larangan. Ternyata banyak yang datang, saya ikut,” kata Martha.
Sebelumya Kepolisian Resor Ambon melalui Kepala bagian Operasional Polres Ambon, Bahtiar Hehanussa, mengeluarkan imbauan agar warga tidak melakukan aksi seribu lilin guna menjaga situasi keamanan yang sudah kondusif. Alasan lainnya, dikhawatirkan acara aksi seribu lilin disusupi orang tak dikenal membuat keonaran.
Acara tetap berlangsung dengan damai, kendati lapangan Merdeka diguyur hujan. Aksi seribu lilin untuk memberi dukungan kepada Ahok berlangsung di sejumlah kota. Di antaranya di Manokwari, Papua Barat, juga di Kupang, di Denpasar, bahkan di Jakarta berlangsung berhari-hari.
RERE_KHAIRIYAH