TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berencana membangun pembangkit listrik di Papua dan Maluku sebesar 855 megawatt (MW) sepanjang 2017-2019. Untuk Papua, terdapat 460 MW pembangkit listrik yang akan dibangun oleh PLN.
"Di Maluku, totalnya 395 MW sampai 2019," kata Direktur Perencanaan PLN Nieke Widyawati dalam konferensi persnya di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Senin, 15 Mei 2017.
Nieke merinci, untuk pembangunan pembangkit di Papua, yang masih dalam perencanaan sebesar 115 MW, yang telah pengadaan sebesar 200 MW, yang telah penandatanganan letter of intent (LoI) sebesar 75 MW, dan yang telah konstruksi sebesar 70 MW.
Baca: Kementerian Lanjutkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Sementara itu, untuk pembangunan pembangkit di Maluku, yang masih dalam perencanaan 120 MW, yang telah pengadaan sebesar 115 MW, yang telah penandatanganan LoI sebesar 70 MW, yang telah konstruksi sebesar 30 MW, dan yang telah konstruksi 60 MW.
Khusus untuk 2017, menurut Nieke, PLN menargetkan pembangunan pembangkit sebesar 70 MW di Papua, di mana 50 MW merupakan sistem Jayapura dan 20 MW adalah sistem Nabire. Dengan pembangunan itu, listrik di sistem Jayapura akan surplus 59 MW dan listrik di sistem Nabire surplus 17 MW.
Simak: 7 Kota Ini Jadi Percontohan Pembangkit Listrik dari Sampah
Dengan adanya surplus di sistem Jayapura, PLN dapat menyambung listrik untuk 88.500 pelanggan rumah tangga (RT) atau 44.250 pelanggan bisnis. Adapun surplus di sistem Nabire dapat menyambung listrik untuk 25.500 pelanggan RT atau 12.750 pelanggan bisnis.
Untuk Maluku, pada 2017 ini, PLN menargetkan pembangunan pembangkit sebesar 90 MW, di mana 60 MW merupakan sistem Ambon dan 30 MW adalah sistem Ternate. Dengan pembangunan itu, listrik di sistem Ambon akan surplus 57 MW dan listrik di sistem Ternate surplus 40 MW.
Dengan adanya surplus di sistem pembangkit Ambon, PLN dapat menyambung listrik untuk 85.500 pelanggan RT atau 42.750 pelanggan bisnis. Adapun surplus di sistem Ternate dapat menyambung listrik untuk 60.000 pelanggan RT atau 30.000 pelanggan bisnis.
ANGELINA ANJAR SAWITRI