TEMPO.CO, Seoul—Presiden Korea Selatan atau Korsel, Moon Jae-in, memerintahkan militer Korsel untuk mempercepat pemasangan sistem pertahanan rudal yang disebut Korea Air and Missile Defense (KAMD), menyusul uji coba rudal balistik yang dilakukan Korea Utara atau Korut pada Ahad pagi waktu setempat.
Selain mengutuk aksi Korut, Moon juga mendesak Pyongyang menghentikan provokasi agar dialog dapat dimulai. Ia menegaskan Seoul akan menindak keras provokasi semacam itu agar tidak terulang lagi.
Baca: Uji Coba Nuklir Korea Utara, Rusia Waspada
“Bahkan jika dialog memungkinkan, kami harus menunjukkan bahwa Korea Utara mesti mengubah sikapnya,” kata Presiden Moon Jae-in dalam rapat dengan Dewan Keamanan Nasional di Gedung Biru, Istana Kepresidenan Korsel, seperti dikutip Yonhap, Senin 15 Mei 2017.
Uji coba tersebut adalah provokasi pertama yang dilakukan Korut di bawah pemerintahan Presiden Moon Jae-in yang baru dilantik 10 Mei lalu. Peluncuran tersebut adalah ujian pertama bagi Moon Jae-in, putra imigran Korea Utara, yang ingin mengedepankan dialog dengan Pyongyang.
Baca Juga:
Korut dilaporkan menguji coba rudal balistik jarak menengah Pukguksong-2 di Kusong sekitar pukul 05.27 waktu setempat. Moon mendapat informasi peluncuran 40 menit kemudian dari Kepala Staf Kepresidenan, Im Jong-seok.
Baca: Yonhap: Korea Utara Luncurkan Misil Siluman
Pria berusia 64 tahun itu langsung memberi instruksi kepada pembantunya serta merancang rapat darurat. Jong-seok menuturkan, rapat Dewan Keamanan Nasional itu dihadiri oleh menteri pertahanan, menteri luar negeri, menteri unifikasi, dan kepala badan intelijen Korsel.
Moon Jae-in dijadwalkan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Juni mendatang. Keduanya akan berkoordinasi untuk melakukan pendekatan terhadap rezim Korea Utara, Kim Jong-un.
YONHAP | SITA PLANASARI AQUADINI