Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perubahan Iklim, Antartika Jadi Lebih Hijau

image-gnews
Kondisi habitat penguin di Semenanjung Antartika yang esnya terus mencair akibat perubahan iklim. Penguin merupakan hewan pertama yang terkena dampak dari perubahan iklim drastis. boredpanda.com
Kondisi habitat penguin di Semenanjung Antartika yang esnya terus mencair akibat perubahan iklim. Penguin merupakan hewan pertama yang terkena dampak dari perubahan iklim drastis. boredpanda.com
Iklan

TEMPO.CO, ExeterAntartika jadi lebih hijau lantaran perubahan iklim. Musababnya, lumut, tumbuhan khas di Benua Kutub Selatan, tumbuh dengan cepat dalam 50 tahun terakhir.

Kehidupan tumbuhan di Antartika, termasuk lumut, hanya mencakup 0,3 persen wilayah. Namun dalam studi yang terbit dalam jurnal Current Biology edisi terbaru, tim ilmuwan dari Universitas Exeter, Inggris, mengungkap perubahan besar dalam ekologi dan lanskap Antartika.

"Khususnya dalam kondisi hangat di masa depan," demikian yang tertulis dalam jurnal. "Dalam waktu dekat, entah kapan itu, kita akan melihat Antartika yang tidak lagi putih, melainkan hijau."

Baca: Rusia Pamerkan Pangkalan Militer Terbaru di Antartika

Semenanjung Antartika dikenal sebagai salah satu wilayah yang mengalami pemanasan paling cepat di bumi. Temperatur tahunan di sana naik sekitar 0,5 derajat Celsius setiap dekade sejak 1950.

Dalam jurnal tim ilmuwan menyatakan, akan ada informasi yang bisa digali soal dampak peningkatan suhu tersebut bagi ekologi Antartika. Salah satunya dari tumpukan lumut yang terpeliharan dengan baik dalam kondisi dingin.

Tim yang dipimpin Dan Charman, pakar biologi ekologi dari Universitas Exeter, ini meneliti lima inti tumpukan lumut di tiga pulau. Di antaranya, dari Elephant, Ardley, dan Green yang menjadi tempat lumut paling tua dan tumbuh paling dalam. Hasilnya, selama 150 tahun terakhir suhu Antartika terus mengalami perubahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: BNPB: Bencana Meningkat Tiap Tahun Akibat Perubahan Iklim

"Kenaikan temperatur selama sekitar setengah abad belakangan di Semenanjung Antartika memiliki dampak dramatis pada tumpukan-tumpukan lumut yang tumbuh di wilayah tersebut," kata penulis utama studi itu, Matt Amesbury.

Jika ini berlanjut, kata Amesburry, dan dengan bertambahnya jumlah lahan bebas es akibat kemerosotan gletser secara terus menerus, Antartika akan menjadi tempat yang jauh lebih hijau di masa depan. "Kami akan terus mempelajari data ini lebih ke belakang," ujar dia.

Tujuannya, untuk melihat bagaimana perubahan iklim mempengaruhi ekosistem di Antartika sebelum manusia ada.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

2 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

6 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

6 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

6 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

11 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

17 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

21 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

24 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

29 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

36 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.