Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahok Cabut Banding, Pendukung: Kami Hormati Keputusan Itu

image-gnews
Massa pendukung terdakwa penistaan agama dengan Basuki Tjahya Purnama atau Ahok melakukan aksi kepung Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, 10 Mei 2017. Massa menuntut Ahok dibebaskan terkait vonis bersalah dengan hukuman 2 tahun penjara. TEMPO/Subekti.
Massa pendukung terdakwa penistaan agama dengan Basuki Tjahya Purnama atau Ahok melakukan aksi kepung Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, 10 Mei 2017. Massa menuntut Ahok dibebaskan terkait vonis bersalah dengan hukuman 2 tahun penjara. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan menghormati keputusan pencabutan banding, Senin, 22 Mei 2017. Mereka mengaku tidak kecewa ataupun merasa terkhianati. “Kami menghormati sepenuhnya keputusan tersebut karena pencabutan berkas merupakan hak Ahok selaku terdakwa,” ujar penasihat Teman Ahok, I Putu Artha. (Baca: Vonis untuk Ahok Dikecam Amnesty International)

Ahok mencabut berkas banding lewat istrinya, Veronica Tan, dan tim kuasa hukumnya hanya setengah jam setelah menyerahkannya ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Vero datang mengenakan baju putih bersyal kuning didampingi sejumlah pengacara Ahok, termasuk adik kandung Ahok, Fifi Letty.

Putu mengatakan belum mengetahui alasan pasti di balik pencabutan berkas tersebut. Ia menduga keputusan Ahok itu untuk mempercepat proses rekonsiliasi antarwarga Jakarta yang masih terbelah pasca-pemilihan gubernur lalu. Jika opsi banding tetap dijalankan, menurut dia, potensi gesekan akan terus bergulir. “Ahok bersedia menjadi martir,” ucapnya. (Baca: Pendukung Ahok: Putusan Hakim Bukti Kemenangan Intoleransi)

Selain itu, tutur Putu, penolakan untuk menggunakan hak banding bisa diartikan sebagai bentuk protes Ahok. Sebab, sistem peradilan Indonesia masih membuka peluang intervensi dari persoalan-persoalan politis. Keputusan menuntut keadilan di jenjang peradilan karenanya bisa melahirkan risiko. “Bukan tidak mungkin hukuman bagi Ahok jauh lebih berat nantinya.”

Putu tak yakin Ahok lebih membidik grasi dari Presiden Joko Widodo. Soalnya, menurut dia, pemberian grasi bakal menggerus elektabilitas Jokowi pada Pemilu 2019. “Jokowi akan terus dijadikan sasaran tembak oleh lawan politiknya lewat kasus Ahok,” katanya.

Relawan Badja, Athika Batangtaris, juga percaya pencabutan berkas banding dilakukan dengan pertimbangan yang matang setelah pihak keluarga berdiskusi dengan Ahok. Keputusan itu bukanlah bentuk pengakuan bersalah. “Kami berharap proses hukum bisa menghentikan polemik dan kegaduhan yang berkembang di tengah masyarakat,” ucapnya. (Baca: Ahli HAM PBB Desak Indonesia Meninjau dan Mencabut Hukuman Ahok)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sikap serupa juga disampaikan Raja Juli Antoni, Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia. Dia ikut menggagas acara Malam Solidaritas atas Matinya Keadilan di Tugu Proklamasi pada 10 Mei 2017. Raja yakin keputusan Ahok itu lebih dilatarbelakangi pertimbangan sistem hukum di Indonesia yang belum cukup bersahabat bagi para pencari keadilan. “Ini keputusan terbaik dari Ahok dan keluarga yang harus kita hargai,” ujarnya.

Kabar pencabutan berkas sempat membuat kaget Susi Rizki Wiyantini, pendukung Ahok yang menginisiasi pengumpulan kartu tanda penduduk untuk penangguhan penahanan Ahok. Ia belum bisa memastikan gerakan tersebut akan dihentikan. “Kami akan berkonsultasi dulu dengan tim kuasa hukum untuk mengetahui keberlanjutan gerakan kami,” tuturnya. (Baca: WNI Berbagai Negara Gelar Aksi Simpati untuk Ahok)

Sambil berkonsultasi, kata Susi, proses pengumpulan KTP untuk penangguhan penahanan Ahok masih akan terus berjalan. Hingga saat ini, sedikitnya 6.500 KTP sudah terkumpul. Sebanyak 3.338 di antaranya telah diserahkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk disertakan sebagai bukti penjaminan. “Sisa KTP lain sedianya bakal diserahkan pada Jumat pekan ini,” ujarnya. (Baca: Dukung Penangguhan Penahanan Ahok, Warga Kupang Kumpulkan KTP)

IRSYAN HASYIM | RIKY FERDIANTO

Video Terkait: Veronica Menangis saat Bacakan Surat Ahok yang Ditulis di Tahanan




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

2 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

2 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

16 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

19 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

20 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?


69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

21 hari lalu

Wakil Gubernur Deddy Mizwar memeriksa barisan saat upacara Resimen Mahasiswa Mahawarman di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2017. TEMPO/Prima Mulia
69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.


Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

25 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tertawa bersama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) usai hadiri acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.


Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

42 hari lalu

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri, Puput Nastiti Devi dan putranya, Sean, menggunakan hak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. Ketiganya tampak kompak mengenakan baju berwarna gelap. TEMPO/Yuni Rahmawati
Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.


Keluarga Ahok Sepaket Pilih Calon yang Berasal dari PDIP

43 hari lalu

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri dan dua anaknya gunakan gak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Keluarga Ahok Sepaket Pilih Calon yang Berasal dari PDIP

Ahok berharap, pemilu yang diadakan setelah Imlek ini membawa kemakmuran, keadilan, kesehatan dan kebahagiaan yang akan dirasakan oleh masyarakat.


Nyoblos di TPS 112 Pluit, Ahok Berharap Pemilu 2024 Bawa Kemakmuran

43 hari lalu

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri dan dua anaknya gunakan gak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Nyoblos di TPS 112 Pluit, Ahok Berharap Pemilu 2024 Bawa Kemakmuran

Ahok datang bersama istri dan dua anaknya pada pukul 07.10 WIB dengan mobil berwarna hitam.