Awal Puasa di Indonesia Berpotensi Serempak 27 Mei 2017

Seorang petugas dari Tim Hisab Rukyat mengamati bulan baru atau Hilal dengan menggunakan teleskop untuk menentukan mulainya Puasa Ramadan di Pantai Jerman, Kuta Selatan, Bali, 5 Juni 2016. Pengamatan di kawasan Bali Selatan tidak berhasil melihat bulan baru karena terhalang awan. TEMPO/Johannes P. Christo
Seorang petugas dari Tim Hisab Rukyat mengamati bulan baru atau Hilal dengan menggunakan teleskop untuk menentukan mulainya Puasa Ramadan di Pantai Jerman, Kuta Selatan, Bali, 5 Juni 2016. Pengamatan di kawasan Bali Selatan tidak berhasil melihat bulan baru karena terhalang awan. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Bandung - Waktu awal Ramadan 2017 di Indonesia berpotensi serempak dimulai pada 27 Mei 2017. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, keseragaman awal puasa ini akan terjadi hingga 1442 Hijriah atau 2021.

Perhitungan penentuan waktu awal Ramadan 2017 itu berdasarkan kriteria hisab atau perhitungan astronomis yang digunakan pemerintah dan ormas besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) serta Muhammadiyah. Kriteria tersebut yakni kemungkinan teramatinya hilal atau bulan baru (imkan rukyat) pada ketinggian dua derajat, dan wujudul hilal atau tinggi hilal positif.

Baca juga:

Warga Karawang dan Pontianak Gelar Pawai Obor Sambut Ramadan

Hisab, kata Djamaluddin, menentukan posisi bulan dari segi ketinggian dan elongasi atau jarak sudut bulan dengan matahari saat matahari terbenam. Hisab dilakukan untuk masing-masing lokasi seperti untuk Bandung, Aceh, atau tempat lainnya.

Pada akhir 29 Sya'ban 1438 Hijriah atau saat waktu maghrib pada 26 Mei 2017, tinggi bulan untuk lokasi Bandung misalnya, 8 derajat 5' 2" dan elongasi 9 derajat 7' 15". Kesimpulannya, menurut Djamaluddin, ketinggian bulan baru sudah positif berdasarkan kriteria wujudul hilal atau penampakan bulan dan memenuhi syarat kriteria ketinggian bulan dua derajat dari garis ufuk.

Baca pula:

Selama Ramadan, Jumlah Bus Transjakarta Diperbanyak 20 Persen

Artinya, awal Ramadan 2017 jatuh keesokan harinya sejak maghrib malam Sabtu atau 27 Mei 2017. “Alhamdulillah, posisi bulan saat ini di luar rentang 0-2 derajat sampai 1442 Hijriah atau 2021 untuk awal Ramadhan,” kata Djamaluddin.

Kondisi itu bisa disimulasikan dengan program komputer dan aplikasi astronomi, seperti Stellarium dan Accurate Time. “Untuk pengamal rukyat, keputusan masih menunggu hasil sidang isbat pada 26 Mei 2017 selepas maghrib,” ujar Djamaluddin.

Direktur Observatorium Bosscha, Mahasena Putra mengatakan, pada saat matahari terbenam 26 Mei 2017, posisi bulan sudah cukup tinggi. Awal puasa 1 Ramadan pada 27 Mei. “Tapi, karena itu menyangkut ibadah umat Islam, biar yang berwenang untuk menentukan,” katanya.

ANWAR SISWADI