TEMPO.CO, Jakarta - Iwan Tirta tercatat sebagai seorang maestro yang mendedikasikan hidupnya untuk menyelami sejarah dan budaya seni Nusantara khususnya batik. Mendiang Iwan Tirta tidak hanya berfantasi belaka, namun membangkitkan elemen yang banyak tersimpan dalam manuskrip kuno. Konsistensinya menjaga pakem tidak dimatikan begitu saja oleh penerusnya.
Dalam koleksi terbaru berupa kebaya, Creative Director Iwan Tirta Private Collection Era Soekamto mengatakan berusaha memberikan alternatif kepada konsumen untuk menyuguhkan kebaya yang memenuhi pakem aslinya. "Dengan menggunakan kebaya berpakem, kecantikan dan kemewahan akan terpancar dengan sendirinya tanpa harus banyak aksesoris yang menempel," kata Era. Misalnya, material beludru dengan tambahan sedikit payet terlihat sederhana, tetapi terlihat orisinal.
Untuk memperkuat positioning koleksi kebaya Iwan Tirta Private Collection, Era Soekamto menggandeng desainer aksesoris Rinaldy Yunardi. Sematan bros, tusuk konde, tas, subeng, dan lainnya yang terbuat dari bulu angsa juga didesain agar bisa menunjukkan keseriusan Iwan Tirta Private Collection untuk menjadi label yang tetap kekinian.
Era Soekamto mengatakan kebaya yang pakem hanya ada dua, yakni kebaya kartini dan kutu baru, tanpa renda. "Gusti Putri dari Mangkunegaran selalu pakai kutu baru," katanya.
Menurut Era Soekamto, perkembangan wanita yang memakai kebaya pakem kini sudah cukup bagus. Dia mengambil contoh ibu negara Iriana Jokowi yang kini kerap mengenakan kain panjang dan selendang seperti Ibu Tien Soharto. "Modifikasi kebaya sekarang sah-sah saja. Tapi dalam fashion polanya sirkular, jadi harus kembali ke minimalis,” katanya.
Baca juga:
Ada Pergeseran Tren Busana Lebaran 2017
Berkain Tenun di Lebaran? Cobalah Gaya Simple dan Chic
Berniat Belanja Makanan Kemasan? Simak 7 Faktanya Dulu