TEMPO.CO, Balikpapan – Komando Daerah Militer VI Mulawarman meningkatkan pengamanan di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia. Peningkatan pengamanan menyusul memanasnya pertempuran tentara Filipina dan gerombolan simpatisan ISIS di Kota Marawi.
“Kami perintahkan peningkatan pengamanan di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia,” kata Kepala Penerangan Kodam Mulawarman, Kolonel Subagyo, Jumat, 2 Juni 2017.
Baca:
Munculnya ISIS di Filipina Sudah Diprediksi Menteri Ryamizard
Antisipasi ISIS, Pelabuhan Sulawesi Utara Perketat Penjagaan
Subagyo mengatakan perbatasan Indonesia-Filipina dipisahkan lautan membutuhkan waktu tempuh empat jam pelayaran. Menurut dia, ada potensi pelarian pelaku aksi teror Filipina yang masuk wilayah Malaysia hingga menembus Indonesia.
“Kami antisipasi di perbatasan Indonesia-Malaysia saja. Pengamanan melekat seperti sudah menjadi tugas dan kewajiban pasukan di perbatasan,” dia menegaskan.
Kodam Mulawarman, kata Subagyo, sudah memerintahkan 700 personel Pasukan Perbatasan meningkatkan patroli sepanjang 1.038 kilometer Indonesia-Malaysia. Demikian pula kewaspadaan pasukan lainnya, yakni Satgas Teritorial, Satgas Khusus, serta Babinsa Kodim.
“Pasukan diperintahkan untuk patroli tiga kali dalam sehari bila sebelumnya sekali dalam sehari. Bila Babinsa diperintahkan setiap hari menyentuh masyarakat di perbatasan,” ujarnya.
Kodam Mulawarman mengamankan kawasan perbatasan berada di Nunukan, Malinau, dan Kutai Barat. Pengamanan kawasan perbatasan dipercayakan kepada dua kesatuan tempur Batalion 611 Awang Long Samarinda dan Batalion 403 Yogyakarta.
Selain itu, Subagyo mengungkapkan, Pangkalan Utama TNI AL Tarakan meningkatkan intensitas patroli kapal-kapal perang di perbatasan perairan laut Indonesia-Filipina. Koordinasi pengamanan perairan perbatasan laut ini di bawah komando langsung Mabes TNI di Jakarta.
Simak juga: Waspadai Dampak Teror ISIS di Marawi, TNI Gelar Pasukan Wilayah
“Kami amankan perbatasan darat sedangkan TNI AL perbatasan laut. Koordinasinya dari Mabes TNI di Jakarta,” ucapnya.
Adapun Polres Nunukan juga sudah memberangkatkan Brimob Kompi C guna pengamanan perbatasan di Sebatik dan Tarakan. Keberadaan pasukan para militer Polri juga terkait dengan operasi militer di Marawi, Filipina
Kepala Polres Nunukan Ajun Komisaris Besar Jefri Yuniardi memimpin langsung pemberangkatan pasukan Brimob ini, Kamis, 1 Juni 2017. Polri menempatkan personil Brimob di jalur pintu masuk orang dan barang Indonesia-Filipina.
Jefri Yuniardi mengatakan keberadaan pasukan Polri diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi warga perbatasan di Sebatik dan Tarakan. Mereka bertugas mengantisipasi penyelundupan pelarian dari Marawi ataupun radikalisme ISIS di wilayah Kalimantan Utara.
S.G. WIBISONO