TEMPO.CO, Marawi City -Sedikitnya 134 warga sipil yang terjebak di zona perang kota Marawi berhasil diselamatkan saat gencatan senjata berlangsung selama empat jam pada hari Minggu, 4 Juni 2017.
Seperti yang dilansir Inquirer, gencatan senjata empat jam tersebut dimulai pukul 8 pagi dan berakhir pada pukul 12 siang guna memungkinkan lembaga kemanusian melakukan evakuasi warga sipil yang masih terjebak serta memberikan bantuan.
Baca: Aksi Heroik Tokoh Muslim Marawi Melindungi Warga Kristen
Berbekal megafon, lima tim yang terdiri dari anggota Front Pembebasan Islam Moro atau MILF memasuki daerah perang guna meminta warga sipil yang terjebak untuk keluar dari tempat persembunyian mereka.
"Kami berhasil menyelamatkan 134 warga sipil yang terdiri dari anak-anak, pria, wanita, orang tua dan orang sakit," kata Dickson Hermoso, Ketua panel perdamaian FIlipina.
Hermoso mengatakan gencatan senjata terjadi setelah seorang utusan membantu bernegosiasi dengan militan kelompok Maute pada Sabtu, 3 Juni 2017.
Baca: 163 Warga Kristen yang Terjebak Dilindungi Muslim Marawi
Meskipun upaya penyelamatan berlangsung saat periode gencatan senjata, namun aksi baku tembak tetap berlangsung . Baku tembak itu menggagalkan salah satu misi bantuan tim kemanusiaan di Barangay Banggolo.
Wali kota Barangay Banggolo, Majul Gandamra mengatakan pihaknya tidak tahu siapa yang melepaskan tembakan terlebih dahulu.
Agakhan Shareif, pemimpin kelompok masyarakat sipil di Marawi yang terlibat dalam usaha penyelamatan tersebut, mengatakan mereka mendekati Barangay Banggolo untuk menjemput warga sipil yang terjebak, saat baku tembak tersebut meletus.
"Mungkin sniper (ada penembak jitu)," katanya.
Deklarasi gencatan senjata sepihak itu diatur oleh panel-panel pemerintah setelah bernegosiasi dengan MILF.
Baca: 16 WNI yang Terjebak di Marawi Diterbangkan ke Jakarta dari Davao
"Ini adalah jeda kemanusiaan yang diprakarsai dan dipimpin oleh Irene Santiago dari panel perdamaian dan disetujui oleh Jenderal Eduardo Ano, Kepala Staf Angkatan Darat Filipina," kata Jenderal Restituto Padilla, juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina.
Gencatan senjata, kata Padilla, untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dari lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat sehingga dapat menjangkau penduduk yang terjebak dan orang-orang yang membutuhkan bantuan di medan konflik.
Padilla mengatakan sekitar 1.000 sampai 2.000 warga sipil masih terjebak di zona perang Marawi.
Dua jam setelah gencatan senjata berakhir, pertempuran berlanjut di Marawi dengan pesawat pemerintah menjatuhkan bom pada lokasi yang dicurigai sebagai pusat berkumpulnya militan Maute.
RAPPLER|GMA NEWS|INQUIRER|YON DEMA