Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Wali Kota Marawi Omar Ali: Tak Percaya Konflik Berakhir Damai  

image-gnews
Seorang warga memegang bendera putih sambil berbicara dengan tentara Filipina saat pertempuran antara tentara Filipina dengan militan di Marawi, Filipina, 27 Mei 2017. REUTERS/Romeo Ranoco
Seorang warga memegang bendera putih sambil berbicara dengan tentara Filipina saat pertempuran antara tentara Filipina dengan militan di Marawi, Filipina, 27 Mei 2017. REUTERS/Romeo Ranoco
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wali Kota Marawi di Mindanao, Filipina selatan Omar Ali menatap tajam ke lawan bicaranya saat menyatakan ia tak lagi percaya konflik berdarah di Marawi akan dapat berakhir damai. "Saya tidak tahu. Korban tewas sudah banyak, kota sudah porak-poranda," kata Ali.

Bagi Ali, Maute bukan nama yang asing. Pria dengan julukan Solitario ini berkerabat dengan keluarga Maute lewat pernikahan adiknya, Fahad "Pre" Salic, dengan Rasmia Romato, sepupu pertama dari dua bersaudara Abdullah dan Omar Maute.

Baca: Duterte Ultimatum Militer Berangus Teroris di Marawi dalam 3 Hari

Namun, menurut Ali, klan Maute yang ia kenal dulu ketika ia masih menjabat wali kota 2001-2007, sungguh berbeda dengan kelompok yang saat ini membikin Marawi hancur. "Mereka menyebut apa yang mereka lakukan jihad. Tapi faktanya itu virus yang menghancurkan komunitas muslim," ujar dia.

Ali menerima wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi, dua jurnalis dari stasiun televisi nasional, serta dua wartawan lokal Filipina di restoran masakan Jepang Tadakuma di Kota Iligan, Jumat malam pekan lalu. Satu setengah jam, eks komandan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) itu bercerita tentang Maute dan nasib Marawi.

Baca: 134 Warga Sipil Diselamatkan Saat Gencatan Senjata di Marawi

Siapa sebenarnya kelompok Maute?
Mereka tidak pernah memperkenalkan diri sebagai kelompok Maute. Mereka anak-anaknya Cayamora Maute, seorang insinyur. Ada lima anak laki-lakinya, pemimpinnya Abdullah dan Omarkhayam Maute. Keduanya ulama, Omarkhayam dulu bersekolah di Universitas Al-Azhar, Mesir. Abdullah kuliah di Yordania. Omar menikah dengan perempuan Indonesia, seorang muslim.

Kenapa mereka melancarkan teror di Marawi?
Dulu ada masanya MNLF, lalu MILF (Front Pembebasan Islam Moro). Setelah itu kondisi stagnan. Generasi muda tak lagi percaya generasi tua. Muncullah generasi kelompok revolusioner baru. Mereka membawa gaya perjuangannya sendiri. Bedanya, mereka berkaitan dengan atmosfer revolusioner di Timur Tengah dan Dunia Muslim.

Bagaimana hubungan Maute dengan Isnilon Hapilon?
Maute bersama Abu Sayyaf dan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) berpartisipasi dalam gerakan Daesh (akronim bahasa Arab untuk ISIS). ISIS lalu menunjuk Isnilon Hapilon sebagai amir untuk mereka.

Saat Anda masih menjabat wali kota, di mana keberadaan kelompok Maute?
Kelompok Maute baru muncul 3-5 tahun lalu. Zaman saya dulu tidak ada kelompok seperti kelompok Maute saat ini. Cayamora Maute, ayah mereka, dulu adalah teman saya kuliah di Mindanau State University. Ibu mereka, Farhana Maute, teman kuliah saya serta kawan adik terkecil saya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa motivasi kelompok Maute?
Ini virus internasional yang menulari dua bersaudara Maute saat mereka belajar di Timur Tengah. Mereka membawa ideologi baru ini dan menulari banyak orang, mungkin termasuk ayah dan ibu mereka, ha-ha-ha.

Di mana anggota kelompok Maute tersebar?
Awalnya mereka ada di Butig. Tapi sekarang ada di Marantau. Setidaknya di 15 kota, semua di Provinsi Lanao del Sur.

Kenapa Maute mengincar Marawi?
Butig sudah selesai. Mereka telah menghancurkan Butig, yang kini terbelah. Kini mereka mencari tempat lain. Teroris selalu mengincar lokasi yang bisa mendongkrak pemberitaan skala besar.

Apa tujuan terbesar mereka?
Anda tahu Maute radikal. Bagi mereka, hanya ada satu pemerintahan, yaitu khilafah. Satu khalifah, satu negara. Menurut mereka, pemuka agama saat ini, termasuk ulama, telah menurunkan derajat dan mempermalukan Islam. Mereka layak mati. Berbeda dengan gerakan revolusiover Islam sebelumnya, mereka punya kebebasan mutlak untuk menghancurkan tempat dan penduduk. Menurut mereka, itu semacam pembersihan.

Anda pernah terlibat dalam perundingan damai pemerintah dengan Maute?
Hanya sekali secara langsung pada November 2016. Saya berbicara dengan Omar dan Abdullah, menjelaskan bahwa dengan negara federal, umat muslim dapat mengatur kehidupan sendiri. Ini lebih dari otonomi. Tapi mereka tidak mempercayai saya.

Maute menolak konsep negara federal?
Mereka hanya percaya satu negara, satu pemimpin, satu hukum, yaitu hukum mereka.

Pemerintah hanya percaya pendekatan militer untuk menghadapi Maute?
Saat ini militer hanya punya dua pilihan untuk Maute: menyerah atau mati.

Sekuat apa kelompok Maute?
Kekuatan terbesar mereka anak-anak berusia 16-25 tahun. Saya kasihan dengan anak-anak itu, bahkan ada yang perempuan. Jumlah mereka 500-3.000. Kelompok bersenjata mereka 250 orang. Saya tidak tahu Marawi nanti seperti apa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


ISIS Pelaku Pengeboman dalam Misa di Filipina, Balasan Atas Tewasnya Pimpinannya?

4 Desember 2023

Gubernur Lanao Del Sur Mamintal Adiong Jr. berdiri di antara petugas penegak hukum saat mereka menyelidiki lokasi ledakan yang terjadi saat Misa Katolik di gimnasium Universitas Negeri Mindanao di Marawi, Filipina, 3 Desember 2023. Pemerintah Provinsi Lanao Del Sur/ Selebaran melalui REUTERS
ISIS Pelaku Pengeboman dalam Misa di Filipina, Balasan Atas Tewasnya Pimpinannya?

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom dalam misa di Marawi, Filipina selatan, beberapa jam setelah pimpinan Dawlah Islamiya-Maute tewas.


Ledakan saat Misa di Universitas Filipina Selatan, 3 Orang Tewas

3 Desember 2023

Dua bom meledak di Pulau Jolo, Filipina selatan, dan menewaskan 15 orang pada Senin, 24 Agustus 2020. Salah satunya adalah bom bunuh diri. Reuters
Ledakan saat Misa di Universitas Filipina Selatan, 3 Orang Tewas

Sebuah ledakan terjadi di gimnasium universitas di Filipina selatan saat Misa Katolik, menewaskan sedikitnya tiga orang


7 Fakta tentang Abu Dar, Pemimpin ISIS Filipina

15 April 2019

Abu Dar, pemimpin ISIS Filipina. [EXPRESS.CO.UK]
7 Fakta tentang Abu Dar, Pemimpin ISIS Filipina

Berikut 7 fakta tentang pemimpin ISIS Filipina, Abu Dar yang terlibat dalam serangan berdarah menguasai Marawi tahun lalu.


Filipina Resmi Umumkan Pemimpin ISIS Abu Dar Tewas

15 April 2019

Bendera Filipina yang compang-camping terlihat dekat rumah-rumah yang hancur, setelah penduduk diizinkan kembali ke rumah mereka untuk pertama kalinya usai pertempuran antara pasukan pemerintah dan militan Negara Islam di kota Islam Marawi, Filipina 19 April 2018 REUTERS/Erik De Castro
Filipina Resmi Umumkan Pemimpin ISIS Abu Dar Tewas

Filipina resmi mengumumkan tentang kematian pemimpin ISIS Abu Dar dalam operasi militer di kota Tuburan, Marawi, provinsi Lanao del Sur.


Pemberontakan Marawi, Duterte Berterima Kasih pada Israel

4 September 2018

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan terima kasih atas bantuan Israel dalam meredam pemberontakan di Marawi. Sumber Reuters/aljazeera.com
Pemberontakan Marawi, Duterte Berterima Kasih pada Israel

Presiden Duterte mengucapkan terima kasih atas bantuan Israel dalam mengakhiri pemberontakan di kota Marawi yang terjadi hampir 5 bulan.


Polisi Dalami Peran Minhati Madrais di Marawi

6 November 2017

Minhati Madrais Maute, istri dari Omar Maute. foto: ICPO
Polisi Dalami Peran Minhati Madrais di Marawi

Densus 88 Antiteror akan berkoordinasi dengan otoritas Filipina terkait penangkapan Minhati Madrais. Minhati Madrais diketahui istri Omarkhayam Maute


Setelah 5 Bulan, Pertempuran di Marawi Berakhir

23 Oktober 2017

Sejumlah bangunan dan masjid yang hancur akibat pertempuran tentara Filipina dan militan Maute di Saduc proper, kota Marawi, Filipina, 22 Oktober 2017. Komandan militer utama Filipina mengumumkan kemenangan total atas militan Maute di kota Marawi. REUTERS/Romeo Ranoco
Setelah 5 Bulan, Pertempuran di Marawi Berakhir

Pemerintah Filipina mengumumkan berakhirnya pertempuran lima bulan di Kota Marawi selatan antara angkatan bersenjata dan milisi ISIS.


Duterte Pastikan Mahmud Ahmad Tewas di Marawi

20 Oktober 2017

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat mendeklarasikan pembebasan kota Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017. AP Photo/Bullit Marquez
Duterte Pastikan Mahmud Ahmad Tewas di Marawi

Duterte memberikan konfirmasi bahwa milisi Malaysia yang disebut sebagai pemimpin baru ISIS di Asia Tenggara, Mahmud Ahmad, tewas di Marawi


Calon Pemimpin ISIS ASEAN Diyakini Tewas di Marawi

19 Oktober 2017

Mahmud Ahmad, Mantan dosen Universiti Malaya (UM) yang dicurigai berencana membentuk faksi ISIS di tiga negara. Freemalaysiatoday.com
Calon Pemimpin ISIS ASEAN Diyakini Tewas di Marawi

Seorang dosen Malaysia yang terlibat dalam kegiatan terorisme ISIS, Mahmud Ahmad, diyakini tewas di kota Marawi, Filipina selatan.


Isnilon dan Omar Maute Tewas, Wiranto Merujuk Pertemuan Manado

16 Oktober 2017

Pria yang diidentifikasi oleh perwira Intelijen Filipina sebagai Isnilon Hapilon (tutup kepala kuning) dan Abdullah Maute (baju putih berambut panjang) terlihat dalam gambar diam yang diambil dari video yang dikeluarkan oleh Angkatan Bersenjata Filipina pada tanggal 7 Juni 2017. REUTERS
Isnilon dan Omar Maute Tewas, Wiranto Merujuk Pertemuan Manado

Wiranto berujar pemerintah Indonesia akan menanyakan ke Filipina kapan kira-kira masalah ISIS di Marawi tuntas.