TEMPO.CO, Jakarta - Aksi Bela Ulama 96 hari ini yang bertujuan membela tersangka Rizieq Syihab dalam kasus pornografi dinilai tidak pada tempatnya. Selain tidak mendapatkan pengamanan dari Kepolisian, unjuk rasa yang mengambil tempat di Masjid Istiqlal dikhawatirkan menganggu lalu lintas serta kenyamanan umat Islam beribadah di masjid tersebut.
Menurut Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Iriawan, sebaiknya massa pendukung Rizieq Syihab tidak menggelar demonstrasi. Sebab, unjuk rasa yang dikemas Aksi Bela Ulama 96 pada hari ini, Jumat, 9 Juni 2017, tidak akan mempengaruhi proses hukum pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu.
Baca: Video Rizieq di Mekah, Kapolda: Sudahlah Pulang, Takut Banget...
Penanganan kasus Rizieq Syihab yang diduga melanggar Undang-Undang tentang Pornografi, karena terkait dengan beredarnya chat mesum diduga bersama seseorang mirip Firza Husein, bukan kriminalisasi. "Jadi untuk apalagi aksi," kata Iriawan di Jakarta Kamis, 8 Juni 2017.
Iriawan menegaskan, penyidik Polda Metro Jaya tidak mengkriminalisasi kasus dugaan percakapan dan foto berkonten pornografi yang menyeret Rizieq Syihab. Penyidik, kata Iriawan, sudah menghadirkan 26 saksi ahli dan 50 saksi lainnya untuk dimintai keterangan. "Sehingga tidak mungkin mengkriminalisasi Rizieq."
Baca Juga:
Baca: Rizieq FPI di Video, Kuasa Hukum: Sewa Kamar di Zam-zam Tower
Mantan Kapolda Jawa Barat itu memastikan kasus yang menjerat Rizieq Syihab merupakan masalah hukum yang dilakukan perseorangan. Tidak ada kaitannya sebagai ulama, apalagi umat Islam. "Kebetulan oknumnya ulama, jadi bukan justifikasi. Masih banyak ulama yang tidak bermasalah dengan hukum," ujar Iriawan.
Ketua Presidium 212 Ansufri Idrus Sambo mengatakan, tidak peduli dengan dizinkan atau tidak oleh Kepolisian. Aksi Bela Ulama 96 tetap digelar dan sudah mengajukan pemberitahuan kepada Kepolisian. "Panitia sudah menyiapkan mobil komando untuk berorasi di luar Masjid Istiqlal," kata Sambo.
Bahkan aksi ini, kata Sambo, dilanjutkan sampai malam dengan rangkaian salat tarawih di dalam dan di sekitar masjid. Unjuk rasa ini hendak mengulangi aksi 212, yang dianggap sukses karena melibatkan banyak orang hingga meluber ke jalan-jalan sekitar Monas, pada 2 Desember 2016.
Tulisan bernada ajakan aksi bela ulama yang diterima Tempo, acara itu juga dinamai Reuni Akbar Alumni 212, Konsolidasi Umat, Aksi Bela Ulama 96 dan ABU 96. Dalam tuisan tersebut juga ada pesan yang berbunyi rekayasa hukum Rizieq Syihab harus dihentikan. "Kalau aksi bela ulama enggak dikasih izin, Insya Allah tetap kami laksanakan," kata Sambo.
EGI ADYATAMA | VINDRY FLORENTIN | ANTARA