TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terpilih, Wimboh Santoso, mengatakan target pertumbuhan kredit hingga 12 persen tahun ini harus terukur. Menurut dia, terdapat beberapa hal yang harus dilihat untuk mencapai target pertumbuhan tersebut.
Baca: Jokowi Minta Pertumbuhan Kredit 2017 Tembus 12 Persen
"Berapa kekuatan permodalan bank, apakah cukup untuk memberikan pertumbuhan 12 persen, dan berapa likuiditas, apakah cukup untuk memenuhi pertumbuhan kredit 12 persen?" ujarnya dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat, 9 Juni 2017.
Menurut Wimboh, likuiditas masing-masing bank perlu dipetakan. Dengan begitu, kapasitas bank-bank secara keseluruhan dapat terlihat. "Kalau tidak cukup, ada kebijakan apa agar likuiditas cukup? Apakah modal asing, ekspansi budget, atau mempercepat multiplier?" tuturnya.
Faktor permintaan kredit, kata Wimboh, juga mesti diperhatikan. "Perlu dilihat demand-nya ada atau tidak? Kalau kita dorong, tapi demand tidak ada, celaka. Prediksinya 12 persen, permodalannya ada, likuiditasnya ada, yang pinjam tidak ada, aktivitas ekonominya seperti apa?" katanya.
Wimboh menambahkan, apabila aktivitas ekonomi yang menjadi pendorong permintaan kredit tidak ada, aktivitas tersebut mesti diciptakan. "Ini lebih banyak di pemerintah dan sektor riil. Harus ada investasi apa? Kalau dari OJK, perizinan harus dipercepat untuk create demand," tuturnya.
Baca: Tren Meningkat, OJK Catat Pertumbuhan Kredit 9,2 Persen
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta pertumbuhan kredit pada 2017 mencapai 12 persen. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini akan berada pada level 10-12 persen. Pada 2016, menurut data BI, kredit hanya tumbuh 9 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI