TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan laju inflasi dipatok 3,5 plus minus 1 persen tahun depan. Dengan inflasi yang rendah, suku bunga deposito perbankan akan ikut turun dan berpengaruh pada suku bunga kredit.
Baca: Inflasi Diprediksi 0,27 Persen, BI: Ini Pemicunya
"Kalau (suku bunga deposito) lebih rendah, suku bunga kredit akan lebih rendah. Kalau suku bunga kredit lebih rendah, pinjaman akan naik. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik," ujar Darmin di Kompleks BI, Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan target inflasi 3,5 persen merupakan sebuah tantangan. Tahun ini, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017, pemerintah menargetkan sasaran inflasi 4 plus minus 1 persen.
"Tentunya ini menjadi tantangan kita bersama untuk mensejajarkan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang rata-rata inflasinya 2-3 persen, yaitu 2,47 persen. Inflasi Filipina 2,59 persen, Malaysia 1,83 persen, dan Thailand 1,13 persen," kata Agus.
Hingga Mei 2017, menurut Agus, laju inflasi terkendali. Inflasi Mei mencapai 0,39 persen dibanding April atau 4,33 persen dibanding Mei tahun lalu. Adapun inflasi sepanjang Januari-Mei mencapai 1,67 persen. "Ini lebih rendah dari rata-rata dalam tiga tahun terakhir yang mencapai 5,93 persen."
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan peningkatan kesejahteraan rakyat, pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat. "Karena itu, harga-harga atau infla mesti terjaga," katanya.
Baca: Pengamat Katakan Prediksi Target Inflasi Empat Persen Terlampaui
Pada 2017, sasaran inflasi ditetapkan sebesar 4 plus minus 1 persen. Terdapat kebijakan APBN yang menyebabkan terjadinya inflasi harga administered price. "Tapi ada upaya kompensasi dengan menstabilkan inflasi volatile food. Tentunya inflasi inti tidak boleh dilupakan," ujar Sri Mulyani.
ANGELINA ANJAR SAWITRI