TEMPO.CO, Jakarta - Djarot Saiful Hidayat dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta definitif oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Kamis pagi, 15 Juni 2017. Di sela pelantikan, Djarot mengaku sempat berbincang dengan Jokowi.
Menurut Djarot, Jokowi sempat menitip pesan kepada dia untuk DKI Jakarta. Salah satunya, dalam empat bulan ke depan, Djarot harus bekerja lebih cepat. “Selamat, Pak Gubernur, jadi kerja harus lebih cepat," ujar Djarot menirukan ucapan Jokowi, di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Baca: Tugas Pertama Gubernur DKI, Djarot: Lomba Lari International 10K
Mendapatkan pesan seperti itu, Djarot membalas Jokowi dengan ucapan terima kasih. Djarot juga meminta dukungan kepada Jokowi agar semua program kerja, yang juga merupakan peninggalan Jokowi, bisa selesai tepat waktu hingga masa jabatannya berakhir.
"Saya mohon doa restu dan dukungan dari pemerintah pusat karena Jakarta itu tidak bisa jalan sendiri tanpa dukungan dari pemerintah pusat. Harus ada sinergi yang kuat dengan pemerintah pusat," ujar Djarot.
Sisa masa jabatan Djarot tak panjang. Setidaknya dia punya waktu empat bulan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dalam jangka waktu singkat, Djarot harus memikul program kerja dan proyek yang belum selesai tanpa didampingi seorang wakil. Setelah itu, posisi Djarot akan digantikan gubernur dan wakil gubernur terpilih, yakni Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, pada Oktober 2017.
Meski menjabat sebagai orang nomor satu dalam waktu singkat, Djarot menuturkan, akan tetap menjaga pelayanan yang baik terhadap warga Jakarta. Salah satu yang dilakukan Djarot adalah membentuk “pasukan putih”, yang diberi nama Antar Jemput Izin Bermotor (AJIB).
Baca juga: 4 Bulan Tersisa Jadi Gubernur DKI, 7 Program Dikebut Djarot
"Dalam rangka memastikan dan bersikukuh sistem pelayanan dan sistem transaksi di Jakarta menggunakan nontunai atau cashless. Karena ini salah satu upaya baik kami untuk bisa meminimalkan korupsi dan pungli," ujar Djarot.
LARISSA HUDA