TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memastikan kementeriannya sudah bertindak perihal kabarnya 4 napi WNA dari Lapas Kerobokan, Bali. Salah satunya dengan mengkoordinasikan pencarian keempat WNA itu dengan Dirjen Imigrasi.
"Karena masalah ini menyangkut orang asing. Direktorat Jenderal Imigrasi sudah kami beri perhatian untuk berjaga," ujar Yasonna Laoly saat dicegat di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 20 Juni 2017, terkait emppat napi WNA yang kabur dari Lapas Kerobokan.
Baca juga:
Napi Asing Kabur dari Kerobokan, Yasonna Laoly Lakukan Ratas
Sebagaiman telah ramai diberitakan, keempat WNA yang kabur dari Lapas Kerobokan adalah Shaun Edward Davidson (33, Australia), Tee Kok King (50, Malaysia), Sayed Mohammed Said (31, India), dan Dimitar Nikolov Iliev (43, Bulgaria). Mereka diyakini kabur pada hari Senin lalu dengan menggali lubang bawah tanah sebagai jalur pelarian.
Adapun kaburnya mereka diketahui saat pengurus Lapas Kerobokan menggelar apel pagi dan roll call (absensi napi). Ketika melakukan roll call, keempat WNA itu tidak merespon dan belakangan baru diketahui mereka telah kabur.
Baca pula:
Narapidana WNA Lapas Kerobokan Kabur, Taat Ibadah sampai Pelatih Boxing
Seperti Adegan Film, 4 Napi WNA Kabur Lewat Bawah Tanah
Yasonna melanjutkan bahwa belum ada perkembangan berarti perihal pengajaran empat napi dengan latar belakang kasus narkoba dan keimigrasian itu. Ia berkata, baik Kepolisian maupun Imigrasi masih menyelidiki ke mana kaburnya mereka.
Nah, perihal keamanan Lapas Kerobokan, Yasonna menjanjikan pengecekan segara, terutama dalam hal fasilitas pengawasan. Hal ini mengingat keempat napi kabur dengan mudahnya alias tak terdeteksi.
"Sedang kami periksa, termasuk apakah mereka dibantu atau tidak," ujar Menteri Yasonna Laoly yang sudah menyebut Lapas Kerobokan overcapacity itu.
ISTMAN MP