TEMPO.CO, Manila - Pemerintah Filipina menambah kekuatan militernya untuk segera menyudahi perang dengan kelompok pemberontak berafiliasi ke ISIS, Maute di Marawi sebelum Idul Fitri tiba.
Serangan pasukan militer Filipina pada hari Selasa, 20 Juni 2017 di kota Marawi menunjukkan peningkatan kekuatan baik di pasukan darat dan udara.
Baca: Pengungsi Marawi Tewas di Tempat Penampungan, Mengapa?
"Kami bertujuan untuk membersihkan Marawi pada akhir Ramadan," kata Restituto Padila, juru bicara militer Filipina seperti yang dialnsir Al Jazeera pada 20 Juni 2017.
Serangan untuk memberangus Maute diperkuat setelah ada kekhawatiran peningkatan angka militan setelah Idul Fitri yang menandai akhir Ramadan. Informasi itu didapat setelah beberapa warga Muslim Marawi mengatakan kelompok lain bisa bergabung dalam pertempuran setelah Ramadan.
Pertempuran yang terjadi pada Selasa, 20 Juni 2017 berlangsung sangat cepat karena adanya peningkatan jumlah di sisi pasukan militer Filipina. Mereka sukses memukul mundur militan Maute yang selama ini bersembunyi di pinggiran danau Marawi.
Baca: Horor di Marawi, 100 Mayat Bergelimpangan di Jalanan
Pesawat tempur terlihat gencar menjatuhkan bom dan tembakan otomatis didukung dengan ledakan bom dan artileri. Kendaraan lapis baja juga terlihat melepaskan tembakan sementara militan Maute sesekali membalas dengan tembakan dan granat berpeluncur roket.
Setelah memasuki minggu ke lima pertempuran di Marawi antara pasukan pemerintah dengan milisi Maute yang telah berafiliasi dengan ISIS, telah menewaskan hampir 350 orang. Termasuk 257 milisi Maute, 62 tentara Filipina, dan 26 warga sipil. Pekan lalu, pemerintah Filipina mengklaim pasukannya telah menguasai 90 persen kota Marawi.
Situasi di Marawi memprihatinkan. Warga yang melarikan diri melihat mayat-mayat manusia tergelatak di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat pengeboman dan baku tembak pasukan pemerintah Filipina dengan Maute.
REUTERS|AL JAZEERA|YON DEMA