TEMPO.CO, Jakarta -Wajah Abel terlihat cemberut. Keasikan anak perempuan yang akan duduk di bangku kelas I sekolah dasar pada 2017 ini merasa terganggu saat lensa kamera telepon seluler dibidikkan berulang kali ke arahnya. Dia tengah asik bermain tiup balon. “Mbok sudah to,” kata Abel di pojok salah satu ruang Tirana House Yogyakarta, Sabtu, 17 Juli 2017 lalu.
Baca: Memotret Tumbuh Kembang Anak Bisa Dimulai Sejak Ibu Hamil
Tak heran ibunya, Nunuk Ambarwati pemilik Tirana House menanyakan terlebih dahulu apakah anaknya mau difoto ataukah tidak. Berbeda dengan Shifa yang langsung mengikuti aba-aba ibunya, Faza Irma saat beraksi di depan kamera. Dia pun berpose sembari tiduran di atas lantai sesuai arahan ibunya.
“Tidak semua anak suka difoto dan berekspresi sesuai kemauan orangtua. Jadi harus ada triknya,” kata Faza yang bersama suaminya Iwan Christianto mendirikan Studio Irma Foto & Fotologika di Batam.
Dia memperlihatkan salah satu foto yang menunjukkan seorang bocah di bawah usia tiga tahun yang asik bermain dengan mimik serius. Ibunya memuncungkan mulutnya di depan wajah anaknya. Mimik ibu dan anak pun tidak terlihat kontras.
“Kalau anak sulit diajak tersenyum, ibunya yang menyesuaikan. Kan foto menjadi aneh kalau anak cemberut, tapi ibunya malah tertawa,” kata Faza saat berbagi cerita dalam acara Ngobrol Santai Tips Trik Memotret Momen Tumbuh Kembang Anak dengan tema “Menjadikan Foto Sebagai Kenangan” di Tirana House Yogyakarta, Sabtu, 17 Juni 2017.
Cara lain untuk membuat anak ataupun bayi tersenyum dan tertawa adalah dengan mendekatkan anak pada ayah ibunya atau anggota keluarga yang bisa membuatnya berekspresi. Mengingat orangtua yang lebih mengenal penyebab bayi atau pun anaknya tertawa, menangis, atau pun marah.
“Bayi bisa tertawa saat dikudang (cara memancing anak agar bisa berekspresi gembira) ibunya,” kata Faza yang tengah merampungkan kuliah S2 Psikologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Iwan pun biasa menangkap momen-momen ekspresi natural dari bayi atau pun anak dengan memotret secara sembunyi-sembunyi (candid). Kamera dengan lensa tele biasa dipersiapkan. Selain itu, fotografer membutuhkan kesabaran untuk menunggu momen ketika bayi menguap, tertawa, terkejut atau pun menangis.
“Kalau bayi tengah belajar merangkak, kamera saya ikut maju mundur mengikuti gerakannya,” kata Iwan sambil tertawa.
Iwan juga mengingatkan agar fotografer atau orangtua tidak membangunkan anak yang sedang tidur hanya semata meminta anak berpose karena akan mengganggu mood anak untuk difoto. Berbeda apabila memotret ekspresi natural anak yang tengah tidur, tanpa harus membangunkannya.
Begitu pun fotografer atau orangtua tidak meminta anak berpose di tengah keramaian karena membuat anak tidak merasa nyaman. “Jadi harus tahu waktu dan tempat yang tepat untuk memotret anak,” kata Iwan.
PITO AGUSTIN RUDIANA