TEMPO.CO, Jakarta - Heri Syaefudin atau yang lebih dikenal sebagai Heri Blankon berhasil menyulap kawasan ekowisata tanaman hias dari semak dan sampah di bantaran Situ Pengasinan, Kota Depok. Arsitek lanskap pertamanan itu mulai merintisnya sejak 2004 dan kini telah merangkul ratusan petani lokal bersamanya.
Bukan hanya menjadi indah, kawasan itu kini bisa mendatangkan rupiah. Mulanya, Heri mencicil membeli lahan tidur dengan uangnya sendiri. Kemudian dia membentuk Koperasi Tanaman Maju Bersama yang fokus pada pembudidayaan tanaman hias.
Lahan yang dibelinya pun dijadikan sentra tanaman hias dan balai pelatihan untuk masyarakat yang mau belajar. Adapun koperasi untuk pelibatan masyarakat dalam konservasi lingkungan serta pemberdayaan petani lokal. "Yang terpenting adalah mengubah suatu kawasan dengan melakukan rekayasa sosial masyarakatnya," ucapnya. "Masyarakat harus dilibatkan."
Baca: Situ Pengasinan mendapat prioritas dalam proyek obyek wisata Kota Depok
Hasilnya, para petani lokal bisa memperbaiki kehidupan ekonominya. Kawasan Sawangan-Bojongsari pun perlahan menjadi terkenal sebagai penyuplai berbagai macam tanaman hias untuk Jakarta dan sekitarnya. Berbagai tanaman hias yang dibudidayakan seperti puring, sambang darah, erfatamia corimbosa, dan banyak lagi.
Heri belum berhenti bermimpi. Dia menyatakan ingin merawat kawasan situ seluruhnya menjadi lebih tertata. Karenanya, pria eksentrik berusia 47 tahun itu tengah mengembangkan konsep Kampung in the Garden atau kampung di dalam kebun sejak sembilan bulan lalu. Kampung in The Garden merupakan konsep pembangunan permukiman yang tidak hanya menitikberatkan pada lanskap tanaman di dalam kampung, tapi juga aspek sanitasi dan pengelolaan sampah.
Menurut Heri, pengembangan konsep ini bisa menjadi solusi untuk pendekatan penataan kawasan kumuh. “Perubahan lingkungan bisa dimulai dengan mengubah masyarakatnya terlebih dulu,” katanya.
Baca: Pemilihan Tokoh Metro 2016
IMAM HAMDI