TEMPO.CO, Manila - Australia menyatakan kesediaan untuk mengirim dua pesawat pengintai guna membantu Filipina mengatasi kelompok teroris Maute jaringan ISIS di Kota Marawi.
Filipina akan menerima dua pesawat Orion AP-3C untuk mengintai lokasi kelompok militan Maute yang bersembunyi di Marawi dalam pertempuran yang telah berlangsung selama lima minggu.
Baca: Presiden Duterte Mohon Maaf atas Kehancuran Marawi
"Ancaman regional dari terorisme, khususnya dari ISIS dan milisi asing, merupakan ancaman langsung bagi Australia dan kepentingan nasional kita," kata Menteri Pertahanan Australia Marise Payne.
Bantuan Australia datang saat tumbuhnya kekhawatiran bahwa Maute dan afiliasinya memiliki kemampuan tempur yang lebih kuat di bagian selatan Filipina daripada yang dibayangkan sebelumnya. Ini dibuktikan dengan persiapan dan kemampuan tempur mereka selama berminggu-minggu.
Gilbert Gapay, juru bicara militer Filipina, mengatakan pesawat pengintai akan membantu mengatasi ekstremisme di Mindanao. Mindanao dihuni sekitar 22 juta orang.
Baca: Krisis Marawi, Pertempuran Akan Diakhiri Sebelum Idul Fitri
"Ini akan memberi gambaran tentang hamparan jaringan mereka. Mereka tidak akan berkembang lagi di negara kita," katanya, seperti dilansir Reuters pada 23 Juni 2017.
Dukungan Australia diberikan berdasarkan perjanjian pertahanan dengan Filipina. Filipina menyambut baik beberapa dukungan asing, termasuk dari Amerika Serikat dan tetangga di Asia Tenggara, dalam operasi militer memberangus Maute di Marawi yang telah merenggut nyawa sekitar 67 pasukan militernya.
REUTERS | YON DEMA