TEMPO.CO, Jakarta -Spider-Man: Homecoming memberikan kejutan lain bila dibandingkan dengan film-film superhero yang pernah ada. Jangan bayangkan ada manusia yang berubah menjadi monster atau ada kiamat di kota New York. Nop!
Baca: Tidak Ada Umpatan dalam Film Spider-Man: Homecoming
Spider-Man:Homecoming seperti kembali ke konsep awal sebuah komik superhero si manusia laba-laba ini. Film keluaran Marvel ini membawa cerita kembali ke masa Peter Parker duduk di bangku SMA. Masih ABG, 15 tahun.
Ceritanya masih berkaitan dengan kisah Avengers terakhir di mana Peter Parker (Tom Holland) direkrut Tony Stark (Robert Downey Jr) untuk bergabung dengan tim Avengers. Setelah misi itu, Peter merasa hebat dan merasa telah menjadi superhero. Dia selalu mengirimkan SMS dan menelpon asisten Tony, Happy Hogan (Jon Favreau) untuk menanyakan misi selanjutnya sebagai superhero.
Bersamaan dengan itu, Adrian Toomes (Michael Keaton) seorang kontraktor merasa kesal dengan sekelompok elit pemerintah yang melarangnya melanjutkan pekerjaan dengan membersihkan paska perang Avengers itu. Kemarahannya itu dilampiaskan dengan membuat senjata mematikan dari barang-barang aliens yang sempat dibawanya.
Toomes juga membuat kostum dari alat tersebut yang bisa terbang dengan kekuatan mumpuni, yang disebutnya Vulture. Pertemuan Spidey dengan Vulture dan kelompoknya ini juga tidak sengaja. Peter yang 'mati gaya' menunggu 'panggilan dari Happy untuk bergabung di misi selanjutnya, bertemu dengan anak buah Vulture yang sedang merampok uang di sebuah Anjungan Tunai Mandiri.
Dari sana, Peter menyadari ada senjata mematikan yang sedang beredar. Tapi Happy tidak mengindahkan laporan anak ABG itu, sedangkan Tony Stark sibuk dengan bisnisnya. Namanya anak ABG, Peter bekerja sendiri mengejar penjahat tanpa memikirkan akibatnya.
Dibandingkan dengan Spider-Man versi Tobey Maguire (2002) dan Andrew Garfield (2012), karakter Peter Parker di film ini tentu sangat berbeda. Karakter untuk Spider-Man dengan latar anak sekolah yang dimainan Tom Holland terbilang pas. Aktor dan penari asal Inggris itu dinilai bisa menampilkan karakter Peter Park yang culun, pintar dan tak popular. Spidey juga di bawah pengawasan penuh dari Tony Stark.
Di sini, Spidey juga memiliki teman untuk berbagi cerita dan tempat curhat, Ned (Jacob Batalon), seorang anak cowok gendut yang setia dengan Peter. Hanya Ned yang tahu identitas asli Peter Parker sebagai Spider-Man.
Sang sutradara, Jon Watts mampu menampilkan 'kegalauan' anak ABG dengan segala permasalahannya. Termasuk bagaimana Peter menjadi korban risak di sekolah, atau jatuh cinta dengan seorang gadis cantik di sekolah, Liz.
Jon Watts juga menampilan multi kultural di film ini. Tengok saja, teman-teman Peter yang berasal dari berbagai negara dan budaya. Mulai Ned dari Hawaii, Michelle dari Meksiko, Lizyang berdarah Afro-Amerika, dan Manuel dari India yang sering merisaknya.
Selain itu, penjahat dan cerita yang disuguhkan Spider-Man:Homecoming mampu dicerna penonton remaja. Tidak perlu ada monster kadal, atau manusia pasir atau profesor yang berubah menjadi robot kepiting.
ALIA F