TEMPO.CO, Manila - Australia menerbangkan pesawat mata-mata di atas langit Marawi, sebelah Selatan Filipina, guna mengikuti gerakan milisi ISIS.
Upaya Australia ini sebagai bagian dari bantuan kepada pemerintah Filipina yang kerepotan menghadapi berbagai kelompok milisi di wilayah sebelah selatan negara itu. Saat ini lebih dari 500 milisi, termasuk dari negara asing berada di Marawi, kota yang terkepung sejak Mei 2107.
Baca: AS Akhirnya Turun Tangan Bantu Filipina Perangi Maute di Marawi
Perang di Marawi yang berlangsung beberapa pekan sejak Mei 2017 mengakibatkan lebih dari 80 pasukan keamanan termasuk polisi dan sedikitnya 40 warga sipil tewas.
Menurut laporan SBS, Kamis, 6 Juli 2017, Pemerintah Federal Australia mengirimkan dua pesawat militer untuk memantau wilayah laut dan darat Marawi, di tengah ancaman kelompok terorisme.
Baca: Jurnalis Australia Terkena Peluru Nyasar di Marawi
Salah satu jenis pesawat yang dikirimkan adalah P-3 Orions, yang sanggup melakukan komunikasi dengan pasukan di darat. Menurut Angkatan Udara Australia, pesawat ini fokus pada pemotretan dan rekaman video.
"Pesawat ini tugas utamanya adalah mengumpulkan gambar di atas Marawi selanjutnya disampaikan kepada pasukan Filipina," kata Kepala Operasi Gabungan Australia Laksamana Madya David Johnston kepada wartawan di Canberra, Kamis, 6 Juli 2017.
Baca: Filipina Klaim Kuasai 90 Persen Wilayah Marawi
Straits Times dalam laporannya, Kamis, menulis, kondisi Marawi rusak parah setelah kota itu dikuasai oleh kelompok milisi Maute sebagaimana foto satelit terbaru. Gambar yang ditampilkan oleh Stratfor bersumber dari intelijen menunjukkan Marawi porak poranda menyusul serangan artileri dan gempuran udara pasukan Filipina.
Selain Australia, Amerika Serikat juga telah mengirimkan pasukannya ke Marawi untuk membantu memberangus milisi yang merupakan jaringan ISIS.
SBS | STRAITS TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN