TEMPO.CO, Boyolali - Mewaspadai serangan teroris, Kepolisian Boyolali, menyatakan akan memadamkan lampu di markasnya. “Khusus malam hari, lampu-lampu dikuradingi (dipadamkan) pada jam-jam tertentu,” kata Kepala Polisi Boyolali, Ajun Komisaris Besar Aries Andhi, usai perayaan HUT Bhayangkara ke-71, di Alun-Alun Boyolali, Senin (10/7).
Dengan cara itu, kata Aries,markas polisi yang ada di Jalan Solo - Semarang Km.24, Kecamatan Mojosongo itu, tidak tampak dari luar. “Ini bisa mengurangi potensi dilihat pelaku teror,” katanya.
Selain itu, Aries menyiagakan sekitar 60 - 70 anggotanya, berjaga di markas setiap malam. Pada siang hari, pengamanan dengan memperketat pemeriksaan pengunjung. “Tiap tamu dicegat di pos penjagaan, diminta kartu identitas. Kalau membawa tas, perlu diperiksa barang-barang bawaannya,” kata Aries.
Untuk pengamanan anggota, Aries menginstruksikan agar mereka tidak sendirian saat bertugas, baik saat patroli mau pun saat mengawal kegiatan masyarakat. “Satu anggota yang bertugas, dua lainnya mengawasi dan memberikan perlindungan,” kata dia.
Dalam perayaan itu, Aries juga mengimbau seluruh anggotanya agar melek teknologi, sesuai dengan satu dari lima instruksi Presiden Joko Widodo. Yaitu, harus meningkatkan kesiapsiagaan operasional melalui deteksi dini dan deteksi aksi dengan strategi professional. “Mengambil istilahnya anak muda, polisi harus kekinian, seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi,” kata Aries.
Baca Juga:
Dari pantauan Tempo, perayaan HUT Bhayangkara ke-71 itu cukup kreatif. Usai upacara, ada beragam pertunjukan “serba 71”. Mulai pemotongan 71 nasi tumpeng, hingga tari modern yang melibatkan 71 anggota polisi, selama 7,1 menit. Merski dijaga ketat, warga biasa bisa menyaksikan. " Ternyata polisi juga bisa goyang turun naik challenge seperti ABG di Instagram," kata Tri Widodo, warga Kecamatan Sambi Boyolali, yang menonton.DINDA LEO LISTY