TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta membongkar bangunan di bantaran Sungai Ciliwung di RT 01, 02, 03, dan 04 RW 12, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa. Sebanyak 355 bidang telah dibongkar, 331 pemilik bidang tanah dipindahkan ke rumah susun. Sedangkan 17 keluarga tidak dipindahkan karena memiliki rumah sendiri.
Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno, mengatakan dia mendukung langkah pemerintah DKI Jakarta yang melakukan pembongkaran. "Pokoknya kita dukung langkah Pak Djarot dan jajarannya selama ada solusi untuk warga," ujar Sandiaga di Melawai, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Juli 2017.
Baca: Bangunan di Bantaran Ciliwung di Bukit Duri Dibongkar Hari Ini
Solusi yang dimaksud Sandiaga Uno, di antaranya masalah pendidikan anak-anak dan lapangan pekerjaan untuk warga yang telah pindah ke beberapa rusun. "Masalah pendidikan, masalah lapangan pekerjaan, harus dipastikan ke depan, dipikirkan, dibantu dalam proses itu," kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga Uno, setelah dia bersama Gubernur Anies Baswedan menduduki kursi jabatan pada Oktober 2017, akan mempertimbangkan usulan rumah susun warga atau rusunawa agar bisa menjadi hak milik untuk pemilik rumah. “Kemarin yang diusulkan lagi untuk menghitung dari segi kebijakannya, apakah kebijakan tersebut pas untuk membantu warga. Itu yang harus dihitung dengan baik," ujar Sandiaga.
Baca juga: Penggusuran di Bukit Duri, Warga Ramai-ramai Jual Puing Bangunan
Warga Bukit Duri yang terkena normalisasi telah dipindahkan ke beberapa rusun, di antaranya Rumah Susun Rawa Bebek, Pulogebang, Komarudin, dan Bekasi Kilometer 2 di Jakarta Timur. Sosialisasi dilakukan tiga kali, yaitu pada 13 Maret 2017, 16 Maret, dan 12 Mei. Sedangkan surat peringatan diberikan pada 13 Juni 2017, 20 Juni, dan 5 Juli.
WULAN NOVA S. | ALI ANWAR