TEMPO.CO, Jakarta - Proyek mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT) ditargetkan rampung dan diuji coba pada Agustus 2018. “Pada saat Asian Games, semua pekerjaan sipil itu sudah harus bersih,” kata Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Rabu, 12 Juli 2017.
Djarot mengakui ada keterlambatan pengerjaan pembangunan stasiun di Haji Nawi karena persoalan pembebasan lahan. Namun, kata dia, hal itu tidak mengganggu jalur MRT meski stasiun di situ belum bisa difungsikan. “Tidak mengganggu,” ujarnya.
Baca:
DPRD Janji Rekomendasikan Tambahan Biaya MRT Rp 2,56 Triliun
Ada Masalah Lahan, Kereta MRT Tak Berhenti di Stasiun Haji Nawi
MRT akan menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, dengan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Fasilitas ini diperkirakan baru bisa beroperasi pada 2019. MRT dan LRT akan diintegrasikan dengan kereta api, bus Transjakarta, dan bus rapid transit (BRT).
Perkembangan pengerjaan proyek itu dilaporkan Djarot kepada Presiden Joko Widodo.
“Kami sampaikan perkembangan tentang program strategis nasional, salah satunya untuk bidang transportasi,” ucapnya. Presiden, kata Gubernur, menanyakan kepastian penggunaan MRT.
Baca juga:
Pembacokan Hermansyah, Polisi Sita Pisau Dapur dan Mobil Pelaku
Tersangka Penganiaya Hermansyah Sembunyikan Mobil di Bandung
Selain untuk mengatasi masalah kemacetan, proyek MRT dan LRT dibangun sehubungan dengan Asian Games 2018 yang digelar pada 18 Agustus-2 September 2018 di Jakarta dan Palembang.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berjanji merekomendasikan tambahan anggaran untuk proyek MRT Rp 2,5 triliun. Biaya pembangunan proyek MRT fase 1 dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 kilometer sebesar Rp15 triliun. Sedangkan fase 2 dengan rute Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang 8,7 kilometer biayanya Rp 22,5 triliun.
STANLEY WIDIANTO | ENDRI KURNIAWATI