TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus Antiteror 88 dan Kepolisian Daerah Jawa Barat menangkap empat orang anggota sel baru Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Bandung. Sel baru JAD ini telah merancang rencana aksi teror di sejumlah tempat di Kota Bandung. Kelompok ini terungkap pasca-kejadian bom panci yang meledak di kamar kontrakan AW di kawasan Buah Batu, Bandung, 8 Juli 2017.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus menyebutkan kelompok ini tidak ada kaitannya dengan JAD Bandung Raya yang melakukan aksi teror di Kampung Melayu, Jakarta, dan Cicendo, Bandung. Mereka belajar memahami ideologi dan ajaran JAD secara otodidak melalui Internet.
Baca : Analisa Mantan Napi Cibiru Penyebab Bom Panci di Bandung Meledak
"Mereka baru awal membuat dan menggunakan bom serta berniat membuat jaringan baru," ucapnya saat menggeledah kediaman salah satu anggota sel baru JAD berinisial AR di Kampung Parigi, Ciparay, Bandung, Kamis, 13 Juli 2017.
Yusri menuturkan kelompok ini berniat hijrah ke luar negeri setelah melakukan aksi teror di Kota Bandung. Berdasarkan hasil penggeledahan di kediaman empat orang kelompok itu, polisi menemukan paspor baru. Selain itu, ditemukan sejumlah dokumen yang merujuk pada baiat terhadap ISIS. Seperti yang ditemukan di kontrakan AW, yang sempat meledak karena bom yang ia rakit.
"Hampir semuanya memiliki paspor dan senjata tajam," katanya.
Hingga saat ini, Densus telah menangkap empat anggota JAD sel baru itu. Keempat orang tersebut ialah AW, K, AAS, dan AR. Adapun polisi masih melacak sejumlah orang yang diduga berkaitan dengan kelompok ini.
Simak: Tito: Perlu Patroli Internet untuk Cegah Kasus Bom Panci Bandung
"Ini merupakan bukti petunjuk kita karena masih akan berkembang lagi. Sebab, memang masih ada beberapa lagi yang harus kita amankan," kata dia. "Ketua dari kelompok ini AW. Di kediaman AW, mereka sering berkumpul."
Yusri menduga kelompok ini semakin gencar merencanakan aksi setelah mengetahui sel JAD Bandung Raya pimpinan M. Iqbal alias Kiki lumpuh setelah anggotanya dibekuk setelah aksi teror di Kampung Melayu.
Berdasarkan hasil interogasi terhadap salah satu anggota kelompok ini, mereka telah merancang aksi teror di sejumlah tempat di Kota Bandung pada 16 Juli 2017. Sebelum itu, Yusri mengatakan kelompok ini pun telah mencoba meledakkan bom di dua tempat di Kota Bandung, yakni cafe di kawasan Braga dan restoran di Astana Anyar.
Namun dua bom panci Bandung yang masing-masing memiliki berat 1,5 kilogram dan 90 miligram itu gagal meledak. "Ini semua perannya membantu dan merencanakan secara bersama-sama untuk meledakkan beberapa daerah," ucapnya.
IQBAL T. LAZUARDI S.