TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pendatang baru ke DKI Jakarta setelah Lebaran 2017 tercatat 70.752 orang. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Edison Sianturi mengatakan data itu berasal dari selisih jumlah arus mudik dengan arus balik. "Antara yang mudik dan kembali pulang, lebih banyak yang kembali," ujarnya saat dihubungi Tempo, kemarin.
Jumlah pemudik mulai H-7 hingga H+2 Lebaran tercatat 6.414.304 orang. Sedangkan jumlah arus balik ke Jakarta dari H+1 sampai H+9 mencapai 6.485.056 orang. Selisihnya mencapai sekitar 70 ribu. Namun angka itu masih bisa bertambah. "Kedatangannya tidak serentak," katanya. Angka ini lebih tinggi dibanding jumlah pendatang baru pasca-Lebaran 2016 yang mencapai 68 ribu.
Baca:
Djarot Melarang Pendatang Baru Menumpang Tinggal di Rusunawa
Usai Lebaran, 68 Ribu Pendatang Baru Bakal Padati Jakarta
Edison menjelaskan, peningkatan jumlah pendatang baru pada tahun ini terjadi lantaran waktu arus balik berdekatan dengan tahun ajaran baru, baik siswa maupun mahasiswa. Menurut dia, banyak orang datang ke Jakarta untuk bersekolah. Tak jarang, pemudik kembali membawa sanak keluarga untuk tinggal bersama di Jakarta.
Selain itu, kata Edison, banyak pendatang yang sengaja ke Jakarta untuk bertaruh nasib. "Biasanya, yang datang ke Jakarta setelah Lebaran adalah asisten rumah tangga yang memang telah dipesan," ucapnya. Menurut dia, pendatang yang mencari pekerjaan di Jakarta terdiri atas dua kriteria, yakni yang telah dan belum memiliki keahlian.
Baca juga:
Mobil Pengeroyok Hermansyah Hasil Sitaan Leasing
Gara-gara PPDB Kisruh, Bekasi Tambah Jumlah Rombongan Belajar
Edison menyarankan agar pendatang yang tak memiliki keahlian yang sesuai sebaiknya tidak perlu ke Jakarta. Sebab, jika tak mendapat penghasilan yang cukup, mereka dikhawatirkan akan membebani pemerintah DKI.
Pendatang yang tak memiliki bekal itu dikhawatirkan tinggal di bantaran kali atau kolong jembatan. Pendatang yang menyalahi aturan mendirikan bangunan di atas tanah ilegal, kata Edison, bakal ditertibkan dan dikembalikan ke wilayah asal. "Kalau petani datang ke sini kan enggak mungkin. Lahannya di mana?" tuturnya.
DEVYERNIS