TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 273 memecat satu siswa yang diduga terlibat dalam bullying di pusat perbelanjaan Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tindakan bullying itu direkam kamera video dan disebar lewat media sosial. "Pelaku sudah dikembalikan kepada orang tua," kata Wakil Kepala SMP Negeri 273, Herry Murdi, saat ditemui di kantornya, Selasa, 18 Juli 2017.
Baca: Bullying Pelajar di Thamrin City, Korban Dihadang dan Dijambak
Menurut Herry, kasus ini sebenarnya sudah selesai setelah orang tua pelaku dan korban bertemu dalam mediasi yang digelar kemarin. Mediasi tersebut juga dihadiri Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat I, Perwakilan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, dan Perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Mediasinya di sini," kata Herry.
Dalam pertemuan itu kedua belah pihak sepakat untuk berdamai. Orang tua korban juga bersedia mencabut laporan yang telah masuk ke kepolisian. Namun demikian, kata Herry, sekolah tetap harus menjatuhkan sanksi kepada siswa yang terbukti terlibat bullying. Kebijakan ini sesuai dengan aturan yang sudah disepakati sebelumnya oleh orang tua siswa.
Baca: Ajarkan Anak Berani Melawan Bullying
Herry mengatakan, bullying ini terjadi karena ada sekelompok siswa yang membentuk komunitas semacam geng. Geng ini sudah ada sejak mereka masih duduk di sekolah dasar. Saat masuk SMP, ikatan di antara mereka terus dibawa-bawa untuk menyelesaikan masalah. "Pemantauan terhadap geng atau komunitas yang tidak bermanfaat ini akan kami lakukan," katanya.
Kasus bullying ini terungkap setelah sebuah video kekerasan viral di media sosial. Video ini menayangkan adegan sekelompok anak yang tengah menganiaya satu anak perempuan berseragam putih-putih. Korban dijambak dan ditampar. Dalam video itu, paling tidak ada tiga anak yang melakukan kekerasan fisik secara langsung. Sementara kawan-kawannya yang lain terlihat hanya menonton dan menyoraki.
Orang tua korban kemudian melaporkan kasus kini ke Polsek Tanah Abang. Pelaku diketahui berasal dari sejumlah sekolah. Sebagian besar masih duduk di sekolah dasar.
IRSYAN HASYIM