Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lewat Telegram, Teroris Diajari Merekrut dan Membuat Bom  

image-gnews
Tampilan close-up aplikasi pesan Telegram terlihat di ponsel pintar pada tanggal 25 Mei 2017 di London, Inggris. Pemerintah Indonesia memblokir Telegram terkait dengan penggunaan aplikasi itu dalam percakapan para teroris dan kelompok radikal. Pemblokiran itu dilakukan sejak Jumat lalu. (Photo by Carl Court/Getty Images)
Tampilan close-up aplikasi pesan Telegram terlihat di ponsel pintar pada tanggal 25 Mei 2017 di London, Inggris. Pemerintah Indonesia memblokir Telegram terkait dengan penggunaan aplikasi itu dalam percakapan para teroris dan kelompok radikal. Pemblokiran itu dilakukan sejak Jumat lalu. (Photo by Carl Court/Getty Images)
Iklan

TEMPO.COJakarta - Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Mayor Jenderal TNI Abdul Rahman Kadir mengatakan urgensi memblokir Telegram karena dinilai menjadi sarana komunikasi digital paling aman bagi teroris melancarkan doktrinisasi mereka.

Meski Telegram telah lama beroperasi di Indonesia, kelompok radikal itu baru mengetahui di tahun-tahun terakhir Telegram dianggap cara aman bagi mereka untuk bermain. "Itu yang mereka lakukan bagaimana men-share informasi tentang kelompok-kelompok radikal. Bagaimana mereka melakukan rekrutmen, bagaimana membuat bom, itu banyak sekali." kata Abdul Rahman saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Selasa, 18 Juli 2017.

Baca: Telegram Diblokir, Kominfo Sebut Masih Ada 17 Ribu Konten Radikal

BNPT memantau penyebaran pesan-pesan radikalisme tersebut melalui pesan di Telegram. Termasuk cara membuat bom dan segala bentuk radikalisasi lain, yang bahan-bahannya bisa ditemukan dengan mudah di dalam rumah.

"Bukan hanya bom panci. Gula saja yang ada di rumah itu bisa dijadikan bahan peledak. Makanya apa yang ada di rumah itu bisa menjadi peluang untuk membuat bom. Itu yang diajarkan oleh mereka di dalam isi chat itu," ucap Abdul Rahman.

Baca: 3 Serangan Teror Ini Diperintahkan Bachrun Naim Lewat Telegram

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, sulit untuk mengidentifikasi siapa penyebar pesan tersebut karena pengguna Telegram tidak perlu memberikan data-data pribadi mereka. Keberadaan para penyebar informasi juga sulit dilacak karena pesannya terenskripsi dan bisa diatur agar hanya penerima yang memiliki kode tertentu untuk membuka pesan itu.

"Karena itu, banyak orang yang menggunakan media tersebut karena dia kan bebas. Susah diidentifikasi, dan menurut pantauan kami, mereka banyak menggunakan Telegram untuk chatting, komunikasi, semua dikasih di situ, karena tingkat pengamanannya sangat enak. Anda ngomong di sana tapi orang enggak tahu kalau itu Anda," tuturnya.

Baca: Konten Radikal, CEO Telegram Akui Lamban Penuhi Permintaan RI

Karena itu, BNPT mendukung penuh apa yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang memutuskan memblokir layanan Telegram, karena identifikasi mereka mengarah pada aplikasi itu digunakan kaum radikal. "Saya pikir sudah benar Kemenkominfo menutup itu. Kalo enggak, dampaknya ke keamanan di seluruh Indonesia. Perwakilan Telegram aja belum ada di Indonesia, kalau nunggu, ya keburu runyam," kata Abdul Rachman.

DESTRIANITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

1 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.


Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

3 hari lalu

Logo Telegram. Istimewa
Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.


Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

3 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.


Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

4 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang


Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

4 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.


Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

10 hari lalu

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Bangbang Surono, mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pembaharuan Perpres RAN PE bisa berjalan dengan lancar.


Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

11 hari lalu

M.Sobur, terpidana 12 tahun penjara kasus UU Perlindungan Anak. Foto: istimewa
Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.


Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

11 hari lalu

Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta  mengungkap jaringan  internasional penjualan  video pornografi yang libatkan  anak-anak  di bawah umur. Sabtu, 24 Februari 2024.TEMPO/AYU CIPTA
Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.


Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

11 hari lalu

Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta  mengungkap jaringan  internasional penjualan  video pornografi yang libatkan  anak-anak  di bawah umur. Sabtu, 24 Februari 2024. TEMPO/AYU CIPTA
Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

Terdapat kode khususn yang diberikan saat seorang pelaku ingin membeli konten video pornografi anak.


BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

24 hari lalu

BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

Program Desa Siapsiaga merupakan pelibatan semua unsur masyarakat di desa dalam mencegah terorisme.