TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta sarana transportasi massal mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT) saling berkoordinasi satu sama lain.
"MRT dan LRT harus terintegrasi dengan baik. Kedua operatornya harus bisa berkoordinasi satu sama lain," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Juli 2017.
Baca: PT MRT Indonesia Siapkan Pengembangan Jalur Fase 3 dan 4
Karena itu, dia pun meminta PT MRT Jakarta, sebagai operator MRT, dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), sebagai operator LRT, terus meningkatkan koordinasi.
"Dengan koordinasi yang baik, integrasi di antara semua transportasi massal yang ada di Jakarta, termasuk kereta Commuter Line dan Busway Transjakarta, juga akan semakin mudah," ujar Djarot.
Lebih lanjut, dia menuturkan, pada Agustus 2018 rencananya kedua sarana transportasi massal berbasis rel tersebut sudah dapat diuji coba.
Baca: Butuh Rp 25,1 Triliun, PT MRT Minta Dukungan DPRD DKI
"Rencananya, Agustus tahun depan, MRT dan LRT sudah bisa diuji coba. Tapi hanya sebatas uji coba keretanya dan belum bisa langsung dibuka untuk umum," tutur Djarot.
Sementara itu, dia mengungkapkan, sebelum dilakukan uji coba dan dioperasikan, besaran dan suplai pasokan listrik untuk kedua sarana transportasi massal itu harus dipastikan terlebih dahulu.
"Koordinasi juga dengan PT PLN untuk memastikan pasokan listriknya. Yang pasti, tahun depan itu ada Asian Games, jadi seluruh infrastruktur pendukung harus siap," kata Djarot.
Baca: DPRD Janji Rekomendasikan Tambahan Biaya MRT Rp 2,56 Triliun
Djarot Saiful Hidayat mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
"Kita dorong masyarakat melepaskan kendaraan-kendaraan pribadinya, jadi tingkat kemacetan di Jakarta dapat berkurang," kata Djarot.
Karena itu, sistem transportasi umum di DKI Jakarta dibuat terintegrasi satu sama lain. "Ada aspek konektivitasnya, antara MRT dan LRT untuk kawasan Jabodebek, juga dengan Commuter Line yang dikelola PT KAI," ujar Djarot.
Baca: Ada Masalah Lahan, Kereta MRT Tak Berhenti di Stasiun Haji Nawi
Ia menambahkan, transportasi umum akan rutin direvitalisasi demi kenyamanan masyarakat. "Sudah tidak banyak lagi bus-bus yang tidak layak berseliweran di Jakarta. Sekarang tersedia banyak pilihan moda transportasi yang baik, tidak panas, tidak empet-empetan, dan ini yang belum, bisa tepat waktu."
Sedangkan bagi masyarakat yang tetap ingin menggunakan kendaraan pribadi, Djarot menerapkan sistem tertentu. "Kita terapkan sistem jalan berbayar, ERP (electronic road pricing). Uang yang masuk untuk menyubsidi yang naik transportasi umum."
ANTARA | LIDWINA TANUHARDJO