TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan uji beban statis dan dinamis Jalan Layang Ciledug-Tendean atau Koridor 13 Transjakarta. Uji tersebut dilakukan sebagai syarat mendapatkan sertifikat laik fungsi sebelum jalan layang itu resmi dioperasikan.
"Secara perhitungan, struktur perencanaan ini mampu. Untuk membuktikannya, kami melakukan uji beban statis dan dinamis," kata Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Heru Suwondo saat ditemui di jalan layang Ciledug-Tendean, Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017.
Baca: Uji Coba Transjakarta Koridor 13 Ditunda, Begini Kondisinya
Heru mengatakan uji beban jalan layang sepanjang 9,3 meter ini tidak jauh berbeda dengan pengujian jembatan simpang susun Semanggi. Pada tahap pertama, pihak KKJT melakukan uji beban dinamis di jalan layang dekat Halte Velbak, Kebayoran. Uji dinamis dilakukan dengan cara menjatuhkan sebuah truk dari tumpukan papan dengan ketinggian 30 sentimeter.
Heru menjelaskan, truk tersebut memiliki beban seberat 40 ton. Saat dijatuhkan di jalan layang, sebuah alat sensor akan mengukur getaran yang dihasilkan. "Nah, itu kelihatan frekuensi sesuai dengan rencana perhitungan atau tidak. Kalau masih dalam batas aman, enggak masalah," ujarnya.
Untuk uji beban statis, KKJT melakukannya di jalan layang dengan bentang 48 meter tanpa tiang. Sepanjang bentang tersebut dilalui sepuluh truk dengan beban masing-masing seberat 26 ton. "Itu diisi truk penuh di atasnya. Mampu enggak jembatan dengan beban merata di atasnya sebanyak sepuluh truk bermuatan 26 ton," ucapnya.
Baca: Belum Punya SLF, Djarot Putuskan Peresmian Koridor 13 Ditunda
Rencananya, uji beban statis dan dinamis juga akan dilakukan di titik Halte JORR. Heru mengatakan lokasi itu dipilih lantaran memiliki bentang terpanjang tanpa tiang berukuran 125 meter.
FRISKI RIANA