TEMPO.CO, Marawi—Presiden Filipina Rodrigo Duterte melakukan kunjungan mendadak ke markas tentara di Marawi, Mindanao, Filipina selatan. Dalam kunjungan itu, Duterte juga mendatangi lokasi pertempuran tentara Filipina dengan kelompok militan pro-ISIS.
Seperti dilansir AP, Jumat 21 Juli 2017, Duterte terbang dengan helikopter ke markas militer Filipina di Marawi pada Kamis waktu setempat. Kunjungan ini dimaksudkan untuk menunjukkan dukungan terhadap tentara Filipina yang sedang bertempur melawan milisi Maute.
"Presiden Duterte menunjukkan keberaniannya, dia menunjukkan dukungan kuat untuk tentara kita dalam pertempuran mereka di kota Marawi," kata Jenderal Eduardo Ano yang mendampingi Duterte dalam kunjungan tersebut.
Baca: Duterte Ultimatum Militer Berangus Teroris di Marawi dalam 3 Hari
Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, juru bicara pasukan militer Filipina di Marawi, menambahkan, "Kunjungan ini meningkatkan semangat dan tekad perjuangan para tentara anggota Pasukan Tugas Marawi.”
Duterte tiba di Marawi dengan berpakaian loreng ala militer. Dia berterima kasih kepada para tentara atas setiap upaya mereka dalam pertempuran di Marawi. Herrera menyebut, Duterte juga membagi-bagikan jam tangan serta hadiah-hadiah lainnya untuk menyemangati para tentara Filipina.
Selama berada di medan pertempuran di Marawi, Duterte tinggal di kamp militer dan memeriksa persenjataan yang disita dari kelompok Maute.
Pertempuran di Marawi telah berlangsung nyaris dua bulan terakhir dan telah menewaskan 500 orang. Hingga kini, tentara Filipina masih berusaha memukul mundur militan pro-ISIS yang menguasai beberapa wilayah Marawi.
Baca: Presiden Duterte Mohon Maaf atas Kehancuran Marawi
Militan pro-ISIS di Marawi masih menguasai beberapa area sejak merebut kota itu, dua bulan lalu. Mereka terus digempur serangan udara dan serangan artileri oleh militer Filipina.
Pada Kamis waktu setempat, otoritas Filipina menyatakan sedikitnya 565 orang tewas terdiri atas 421 milisi, 99 tentara dan polisi serta 45 warga sipil. Sedikitnya 300 warga sipil diperkirakan masih terjebak atau disandera di Marawi.
Pertempuran di Marawi menjadi tantangan terbesar pemerintahan Duterte. Pekan ini, Duterte meminta Kongres Filipina untuk mengizinkan dirinya memperpanjang penerapan hukum darurat militer di Mindanao untuk mengalahkan milisi pro-ISIS.
AP | THE PHILIPPINE STAR | SITA PLANASARI AQUADINI