TEMPO.CO, Shanghai - Pernahkah Anda berbelanja di toko swalayan yang memakai kecerdasan buatan? Toko berbentuk bus itu berjalan perlahan di Jalan Anfu, Distrik Puxi, Shanghai, Cina. Dari jarak sekitar 200 meter, seorang perempuan muda di pinggir jalan memanggilnya lewat aplikasi belanja Moby Mart di telepon selulernya.
Hanya dalam hitungan beberapa menit, toko bergerak ini mendatanginya di tepi jalan. Memindai dengan ponselnya, pintu pun terbuka. "Welcome," terdengar suara itu menyambut si pelanggan.
Setelah masuk, dia pun mengambil barang kebutuhannya, termasuk menjajal sepatu. Barang yang dibeli tak perlu dibayar, dia hanya perlu memindai dengan ponselnya. Setelah selesai, dia pun keluar dari mobil dengan membawa keranjang belanja.
Baca: Bos SpaceX, Elon Musk: Kecerdasan Buatan Berpotensi Mengancam
Cara pembayaran di Moby Mart memakai uang digital. (Moby Mart)
Tidak bayar? Tidak juga. Uang di rekening milik perempuan ini sudah berkurang otomatis setelah didebit untuk membayar barang tersebut. Tak ada kasir, juga pelayan. Benar-benar swalayan.
Ini bukan fiksi atau tayangan film. Namun ini uji coba toko beta Moby Mart ciptaan Wheelys yang menggunakan teknologi artificial intelligent atau kecerdasan buatan.
Toko berjalan ini merupakan lanjutan dari langkah Wheelys sebelumnya. Awal tahun lalu, ia memulai debutnya, yakni membuat sebuah toko statis tanpa kasir di sebuah kota kecil di Swedia. Toko sejenis yang kini tengah dicoba Amazon juga tengah menguji satu lokasi retail tanpa kasir di Seattle, yang disebut Amazon Go.
Baca: Amerika Mulai Awasi Investasi Cina di Bidang Kecerdasan Buatan
Moby Mart, toko swalayan dengan kecerdasan buatan. (Moby Mart)
Dalam video yang dipasang di situs perusahaan rintisan asal Swedia sejak akhir Juni lalu itu, toko ini mengusung konsep unik: tanpa staf, digerakkan oleh aplikasi telepon pintar, bergerak di jalan raya, dan otomatis. Tak ada antrean dan ada tak ada uang cash. Hanya ada asisten toko holografik.
Yang menarik, toko 24 jam ini menawarkan produk untuk konsumsi langsung, seperti susu, makan siang, keripik kentang, cokelat, atau obat-obatan di atas meja. "Masuk saja ke toko, ambil apa yang Anda butuhkan, dan tinggalkan toko," kata CEO Wheelys, Maria De La Croix, kepada Wired, akhir Juni lalu.
Kendaraan otonom alias tanpa sopir ini dirancang hampir sepenuhnya mandiri, bergantung pada perangkat lunak yang melacak inventori lokasi yang dipesan pelanggan dan memperingatkan Moby Mart saat tiba waktunya untuk mengisi barang dagangan kembali.
Baca: Apple Sedang Rancang Mobil Swakemudi Berbasis Kecerdasan Buatan
Desain Moby Mart, toko swalayan dengan kecerdasan yang menggunakan drone sebagai penggeraknya. (Moby Mart)
Toko ini berjalan dari satu mesin listrik, didukung oleh panel surya yang ditempatkan di atap. Ya, atap juga merupakan "rumah" bagi empat pesawat tak berawak (drone) yang tersedia mengantarkan barang lebih besar kepada pelanggan terdekat.
Wheelys berkolaborasi dengan Hefei Technical University di Cina dan perusahaan teknologi Himalafy mendesain Moby Mart, "supermarket yang datang kepada Anda". Wheelys berharap untuk mulai memproduksi toko otomatis ini lebih banyak lagi tahun depan. Produksinya menghabiskan sekitar $ 100 ribu atau Rp 1,3 miliar per unit.
Wheelys juga telah menciptakan asisten toko hologram, didukung oleh kecerdasan buatan, yang dapat menyimpan catatan kebiasaan berbelanja dan membuat rekomendasi. Petugas virtual ini akan menggunakan komputasi awan untuk membentuk satu jaringan yang melacak perilaku di seluruh dunia dan memungkinkan Moby Mart menyesuaikan produk ke area tertentu.
Baca: Google Luncurkan Program Modal Ventura untuk Kecerdasan Buatan
Moby Mart, toko swalayan dengan kecerdasan buatan yang bisa dipanggil melalui smartphone. (Moby Mart)
"Toko mobil jauh lebih efisien daripada yang fisik," kata pendiri Wheelys, Per Cromwell. "Toko-toko mobil dapat melayani area bisnis pada siang hari serta area perumahan selama malam hari dan akhir pekan. Mereka juga bisa melayani daerah pedesaan atau liburan dengan satu cara yang lebih cerdas."
Wheelys didirikan pada 2014 dan pada awalnya berfokus pada penjualan stand kopi. Perusahaan rintisan ini menerima lebih dari € 350 ribu dukungan di situs crowd funding FundedByMe dalam 18 jam peluncuran pertama. Pada 2016, perusahaan tersebut juga mengakuisisi Näraffär, sebuah sistem toko bebas staf yang dibuka di Swedia pada tahun yang sama.
Semua pembelian akan dilakukan melalui sebuah aplikasi dan pelanggan harus menjadi anggota, yang diyakini oleh Wheelys akan mengeliminasi risiko pencurian. Prospeknya juga cerah. "Saya percaya, dalam 5-10 tahun, semua toko akan terlihat seperti ini," kata De La Croix.
Baca: Google Luncurkan Divisi Kecerdasan Buatan
Layaknya toko swalayan pada umumnya, Moby Mart menyediakan kebutuhan sehari-hari. (Moby Mart)
Satu sebabnya, teknologi yang memungkinkan mobil bergerak sendiri bukan impian. Apple, misalnya, baru saja bergabung dalam daftar perusahaan yang disetujui untuk mengujinya di jalan-jalan di California. Uber telah bekerja untuk mengembangkan taksi tanpa sopir dalam kemitraan dengan Daimler, sementara Waymo Google mengerjakan minivan bersama Chrysler.
Yang bisa jadi masalah, bagaimana peraturan di berbagai negara akan mengatur mobil tanpa sopir itu beroperasi di jalanan.
Baca: Apple Kembangkan Prosesor Khusus untuk Kecerdasan Buatan
Moby Mart, toko swalayan dengan kecerdasan buatan. (Moby Mart)
Simak berita menarik tentang kecerdasan buatan lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.
DEZEEN | TECHCRUNCH | WIRED | AHMAD NURHASIM