TEMPO.CO, Marawi - Menginjak bulan ketiga konflik di Kota Marawi, Mindanao, Filipina, Komandan Militer Filipina Daerah Mindanao Barat Letnan Jenderal Carlito Galvez menyebutkan para militan Maute merencanakan serangan bom bunuh diri di dalam dan luar kota Marawi.
“Mereka pernah mencoba berlari ke arah tentara sambil membawa granat. Itulah mengapa kami kehilangan banyak tentara kemarin," katanya dalam dialog dengan para pengungsi, seperti dilansir dari CNN Filipina, Ahad, 23 Juli 2017.
Pertempuran masih berlangsung hingga hari ini di salah satu kota terbesar Filipina itu, dua bulan setelah para militan melancarkan serangan pertama. Presiden Rodrigo Duterte pun mengatakan siap jika konflik mesti berjalan hingga setahun.
Baca: Pemasok Senjata Api ke Kelompok Teroris di Marawi Ditangkap
Para petinggi pertahanan negara tersebut mengakui telah meremehkan kelompok Maute pro-ISIS yang sangat terorganisasi itu. Mereka menguasai kota itu sejak 23 Mei lalu. Selain itu, hingga kini masih menguasai sebagian Marawi meski terus digempur ratusan tentara yang dibantu serangan udara dan artileri.
Sebelumnya, Galvez menyatakan 10 pasukan asing masih berada di Marawi. Beberapa di antaranya kemungkinan pernah bertempur di Mosul, Irak.
Militer menyatakan pertempuran di Marawi semakin intens sementara tentara berupaya merangsek ke pusat pertahanan para militan yang masih tersisa.
Kongres Filipina telah menyetujui permintaan Duterte untuk memperpanjang darurat militer hingga akhir tahun di Mindanao. Dengan demikian, pasukan keamanan sekaligus mendapat kewenangan lebih besar untuk mengejar para ekstremis hingga ke luar Marawi.
Baca: 163 Warga Kristen yang Terjebak Dilindungi Muslim Marawi
Masih belum jelas bagaimana Duterte akan mengatasi ekstremisme di negaranya kelak, setelah pasukannya merebut kembali Marawi dan mengalahkan sekitar 70 militan yang masih bersembunyi di antara puing-puing daerah komersial itu sembari menyandera banyak warga sipil.
Lebih dari 500 orang tewas, termasuk 45 warga sipil dan 105 pasukan pemerintah, selama tiga bulan konflik Marawi. Setelah sejumlah tenggat waktu sepihak pemerintah untuk merebut kembali kota tersebut gagal dipenuhi, pasukan militer menyatakan kini opsi yang mereka punya terbatas karena keberadaan para sandera tersebut.
CNN | SITA PLANASARI AQUADINI