TEMPO.CO,Seoul—Pemerintah Korea Selatan akan menerima kehadiran 30 pengungsi Muslim Rohingya asal Myanmar yang datang mulai pekan ini. Ini merupakan bagian dari program yang dirancang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Seperti dilansir Asian Correspondent, Selasa 25 Juli 2017, pemerintah Korsel menawarkan program pemukiman kembali bagi 86 pengungsi asal Myanmar. Program pemukiman kembali ini diprakarsai oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Berdasarkan keterangan Kementerian Kehakiman Korsel, sebanyak 23 warga Rohingya yang terdiri dari empat keluarga akan mendarat di Bandara Incheon pada hari ini. Sementara, tujuh orang sisanya akan datang pada Agustus. Mereka berasal dari kamp pengungsian di Thailand.
Baca: PBB: Myanmar Berniat Usir Seluruh Rohingya
Program ini merupakan bagian dari penerimaan 86 pengungsi asal Rohingya untuk gelombang pertama. Sebelumnya, Seoul telah menerima 22 pengungsi pada 2015 dan 34 orang lainnya pada 2016.
Mereka yang dipindahkan ke Negeri Ginseng akan diberi pelatihan bahasa Korea dan pendidikan kerja selama enam bulan.
Park Mi-hyung, kepala International Organization for Migration (IOM) untuk Korea Selatan menyambut baik inisiatif pemerintah.
“Semoga program ini menjadi program regular dengan semakin banyak pengungsi dari berbagai negara, tak hanya Rohingya,” kata Park.
Korsel menjadi negara Asia kedua yang bergabung dalam program ini.
Sebelumnya, Jepang telah menerima pengungsi dari negara ketiga pada 2010. Nantinya para pengungsi tersebut akan diberikan visa F-2 yang memungkinkan mereka untuk tinggal dan bekerja di negara ketiga tersebut setelah terlebih dulu dilakukan proses pemeriksaan dokumen dan kesehatan.
Program UNHCR ini diikuti oleh 37 negara termasuk Amerika Serikat, Australia dan Kanada.
Jumlah pengungsi dari Myanmar cukup tinggi akibat konflik yang terus terjadi antara pemerintah, warga lokal beragama Budha dan warga etnis Muslim Rohingya.
ASIAN CORRESPONDENT | KOREA HERALD | SITA PLANASARI AQUADINI