TEMPO.CO, Jakarta - Imam Masjid Al-Ihsan, Abdur Rahim Hasan, mengatakan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, amat dicintai para tetangganya. Apalagi teror terhadapnya terjadi berulang kali.
Pada Mei 2015, misalnya, ketika Novel pulang ke rumah setelah ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, dalam kasus dugaan penganiayaan, ia disambut bak pahlawan. “Salat Subuh berjemaah pertama pas Pak Novel pulang, semua menyalami seperti pahlawan pulang perang,” kata Hasan, Senin, 31 Juli 2017.
Baca juga: Cerita Tetangga Soal Penyerangan Novel Baswedan
Begitu pula ketika Novel pulang setelah sempat diciduk pada Desember 2015 dalam kasus yang sama. “Semua orang di sini tahu kasus itu cuma akal-akalan,” kata Hasan.
Hasan merupakan Imam Masjid Al-Ihsan. Masjid ini terletak dekat rumah Novel di Jalan Deposito di RT 03 RW 10, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Hampir semua warga RT 03 RW 10 mengenal Novel. Setiap subuh, pria yang akrab dipanggil Pak Novel itu dengan mudah dapat ditemui sedang salat berjemaah di Masjid Al-Ihsan.
Hingga kini Novel masih berada di Singapura untuk menyembuhkan matanya. Mata Novel Baswedan nyaris buta sebelah akibat disiram air keras oleh dua orang pada subuh, 11 April lalu. Pelaku penyiraman tersebut belum tertangkap.
TIM TEMPO