TEMPO.CO, Pangkalpinang - Kepolisian RI berencana akan mengumumkan sketsa terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, pekan depan. Saat ini, kepolisian masih mengupayakan konfirmasi terhadap saksi-saksi terkait dengan keakuratan wajah di sketsa tersebut.
"Mudah-mudahan minggu depan sketsa kedua akan segera diumumkan. Sketsa sudah jadi. Hanya perlu dikonfirmasi lagi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto seusai kegiatan ceramah umum Kapolri di Graha Timah Pangkalpinang, Jumat, 4 Agustus 2017. Awal pekan ini, Kapolri Jenderal Tito Karnivian telah mengumumkan satu terduga pelaku penyerangan Novel.
Baca: Novel Baswedan Siap Beberkan Bukti Keterlibatan Jenderal Polisi
Rikwanto mengatakan saat ini belum ada titik terang pengungkapan kasus tersebut setelah diumumkannya sketsa pertama terduga pelaku penyerangan. Namun, dia menegaskan, kepolisian tetap bekerja maksimal.
"Masih dicari terus. Penyidik tetap semangat dan masyarakat diharapkan mau memberikan informasi kepada polisi, khususnya Polda Metro Jaya. Sekecil apa pun informasi, akan kami terima," ujarnya.
Rikwanto menuturkan, sampai saat ini, Novel masih belum mau dimintai keterangan oleh penyidik. Pihaknya sudah mengikuti prosedur pemeriksaan di luar negeri, yakni berkoordinasi dengan pemerintah Singapura.
"Prosedurnya sudah ada dan kami ikuti. Namun yang bersangkutan belum berkenan dimintai keterangan," katanya.
Baca: Polda Metro Gelar Rekonstruksi Perkara Novel Baswedan
Dua orang tak dikenal menyiram wajah Novel Baswedan dengan air keras ketika penyidik KPK tersebut pulang salat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa pagi, 11 April lalu. Akibat serangan tersebut, kedua mata Novel terluka dan harus dioperasi di rumah sakit mata di Singapura.
Selama itu pula, penyelidikan oleh tim gabungan Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Kepolisian Resor Jakarta Utara untuk mengungkap pelaku teror kepada Novel Baswedan belum membuahkan hasil. Sebanyak 52 orang telah dimintai keterangan. Tiga orang lain sempat dicurigai sebagai pelaku, tapi akhirnya dibebaskan dengan alasan mereka memiliki alibi yang didukung bukti kuat.
SERVIO MARANDA