TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan pihaknya telah meminta bantuan Kepolisian Australia atau Australian Federal Police (AFP) untuk mendalami barang bukti kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan,
Barang bukti tersebut, kata Argo, adalah tiga unit rekaman closed-circuit television (CCTV). Di Australia, CCTV akan diperiksa dengan peralatan yang lebih canggih, sehingga gambar yang terekam CCTV dapat dilihat lebih jelas. "Kami tak bisa memeriksa, karena resolusinya rendah," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin, 7 Agustus 2017.
Baca: Ada Tiga Sketsa Wajah Penyerang Novel Baswedan
Menurut Argo, surat permintaan bantuan itu telah dikirimkan ke Kedutaan Besar Australia dan AFP. Meski begitu, Argo mengatakan, masih ada sedikit kendala teknis, yakni surat yang dikirim masih dalam Bahasa Indonesia, dan saat ini masih dalam proses penerjemahan.
"Sudah diterima (suratnya) dan surat itu akan ditranslate (ke dalam bahasa Inggris) dan dikirim ke Australia," ujar Argo. Sejumlah CCTV di sekitar lokasi penyerangan Novel telah dimiliki kepolisian. Beberapa di antaranya menunjukan detik-detik penyerangan terhadap penyidik senior KPK itu. Namun resolusi dan jauhnya jarak CCTV masih menjadi kendala.
Meski begitu, polisi telah merilis sketsa wajah terduga pelaku penyerangan Novel. Menurut Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, sketsa itu didapat dari keterangan saksi-saksi di sekitar lokasi penyerangan.
Baca juga: Rekaman CCTV: Detik-detik Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan
Novel Baswedan diserang oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 di dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Novel disiram dengan air keras saat selesai salat Subuh. Akibat serangan itu, mata Novel terluka. Hingga saat ini Novel Baswedan, masih dirawat di Singapura.
EGI ADYATAMA