TEMPO.CO, Singapura - Novel Baswedan terlihat sehat saat menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik Kepolisian Metro Jaya di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, Senin, 14 Agustus 2017. Dua petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yaitu Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua Saut Situmorang, menemani Novel selama pemeriksaan.
Pantauan Tempo, Novel terlihat rileks dan banyak tersenyum selama di KBRI Singapura. Mengenakan kemeja hitam dan berpeci, Novel sempat meminta jeda selama pemeriksaan untuk menjalankan salat.
Baca: Siapa Jenderal Peneror yang Dimaksud Novel Baswedan?
Sebelum menjalani pemeriksaan, Novel menggelar pertemuan dengan pimpinan KPK. Haris Azhar, anggota Komisi Masyarakat Peduli KPK yang ikut menemani Novel pada pagi itu, enggan menceritakan detail pertemuan dengan pimpinan KPK. Dia juga tak berkomentar tentang suasana komunikasi Novel dengan pimpinan. "Yang pasti, Novel tampak sehat," kata Haris.
Baca: Dua Petinggi KPK Temani Novel Baswedan Saat Diperiksa di Singapura
Tiba pukul 08.30 waktu setempat, para penyidik kepolisian itu baru memulai pemeriksaan pada pukul 10.00 WIB. Terlihat juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono bersama Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Rudy Heryanto, yang datang paling akhir. Di antara rombongan penyidik tersebut tampak mantan Penyidik KPK yang saat ini menjabat Kepala Satuan Kejahatan dan Kekerasan Ajun Komisaris Besar Hendy Febrianto Kurniawan.
Tim penyidik Polda Metro memeriksa Novel setelah mendapat izin dari tim dokter. Penyidik beralibi harus memeriksa Novel untuk mengkonfirmasi wajah terduga pelaku yang telah dibuatkan sketsa. Sebelumnya, Novel sendiri sempat mengatakan tak ada informasi yang bisa membantu penyidik karena sama sekali tak melihat pelaku.
Baca: Periksa Novel KPK, Polisi Berkoordinasi dengan RS di Singapura
Penyidik sudah lebih dari empat bulan belum juga merilis pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan, yang terjadi pada 11 April lalu. Penyidik kerap berkelit kesulitan bukti dan saksi. Bahkan mereka juga menuduh Novel menghambat pengungkapan kasus karena sempat menolak pemeriksaan.
Belakangan, penyidik mengklaim tengah membuat sketsa wajah dari saksi kunci tapi hingga kini belum juga diumumkan. Berdasarkan penelusuran Tempo, wajah yang dilihat para saksi kunci justru identik dengan tiga orang yang sempat diperiksa dan dibebaskan polisi, April-Mei 2017.
FRANCISCO ROSARIANS