TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan prosesi Bhinneka Tunggal Ika Pramuka di ajang Raimuna Nasional XI di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Senin 14 Agustus 2017.
Acara itu digelar bersamaan dengan acara Hari Pramuka ke-56 pada hari ini dan pembukaan Raimuna Nasional XI di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur yang berlangsung 13-21 Agustus 2017.
Pada kesempatan itu, Presiden berdiri di mimbar utama kemudian pramuka yang mengenakan pakaian adat dari berbagai provinsi berdiri berjajar di tengah lapangan.
Baca :
Adhyaksa ke Istana, Undang Presiden Jokowi Buka Raimuna Pramuka
Anggaran Pemerintah untuk Raimuna Cair, Adhyaksa Urung Jual Rumah
Sumpah Bhinneka Tunggal Ika pun diucapkan mengiringi prosesi tersebut.
Sementara ribuan anggota Pramuka yang lain mengikuti upacara tersebut dengan penuh khidmat. Setelah upacara usai, ditampilkan drum band atau marching band dari sebuah SMK penerbangan di Tangerang.
Baca Juga:
Dalam sambutannya Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan pertemuan generasi milenial dan generasi Z terlengkap.
"Mereka datang ke Jakarta dengan penuh perjuangan, bahkan ada yang naik kapal laut selama lima-enam hari. Yang mengharukan mereka mengirimkan foto-foto mereka selama di kapal laut lewat handphone tergambar kegembiraan di foto-foto tersebut, tergambar kerinduan untuk segera bertemu dengan teman-teman sebangsa se-Tanah Air di Bumi Perkemahan ini," katanya.
Ia mengatakan beberapa program nyata dalam acara itu dilakukan agar gerakan Pramuka mempersiapkan anggotanya dalam menghadapi tantangan global yang terus berubah.
Simak juga : Dana Pramuka, Menpora Tunggu Klarifikasi Adhyaksa Dault Soal HTI
Raimuna Nasional XI Gerakan Pramuka itu diikuti oleh 15.000 Pramuka usia 16-25 tahun dari 34 provinsi dan 514 kota dan kabupaten dari seluruh Indonesia dan beberapa perwakilan dari negara sahabat.
Dalam acara itu juga hadir mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, sejumlah menteri di antaranya Menpora Nahrawi Ramli dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
ANTARA
