TEMPO.CO, Jakarta - Polisi telah menerima kembali rekaman kamera pengintai atau CCTV dari Australia Federal Police (AFP). Namun Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan hasil rekaman itu tetap tidak bisa membantu penyidikan.
"Hasilnya tetap tidak bisa kami lihat dengan jelas," kata Argo di Bandar Udara Soekarno Hatta, Selasa, 15 Agustus 2017.
Baca:
Novel Baswedan Cemas Polisi Bertahan pada Kesimpulan yang Salah
Kejanggalan-kejanggalan Penyidikan Kasus Novel Baswedan
Kepolisian Daerah Metro Jaya mengirimkan tiga rekaman CCTV ke Australia untuk meminta bantuan meningkatkan kualitas gambar di sekitar rumah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Novel disiram air keras oleh dua orang yang berboncengan mengendarai sepeda motor sepulang salat berjemaah di musala dekat rumahnya, 11 April 2017.
Meski rekaman CCTV itu dianggap tidak bisa membantu penyelidikan, polisi telah mengumumkan sketsa wajah terduga penyiraman itu berdasarkan keterangan para saksi. Tempo juga membuat sketsa dari keterangan para saksi. Namun sketsa wajah terduga penganiaya versi polisi berbeda dengan versi Tempo.
Argo tidak menjawab ketika ditanya kemungkinan meminta bantuan kepada negara lain. "Nanti lihat kata penyidik," ujarnya.
Baca juga:
5 Terduga Teroris di Bandung Bidik Istana Negara dan Mako Brimob
Pengakuan Miryam Diintimidasi Anggota DPR, Ada ...
Pada Senin, 14 Agustus 2017, Novel diperiksa penyelidik Kepolisian Daerah Metro Jaya di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura. Dalam pemeriksaan itu, Novel didampingi pimpinan KPK.
INGE KLARA SAFITRI