INFO PURWAKARTA - Penerapan sistem pembelajaran umum yang terintegrasi dengan sistem belajar ala madrasah dan pesantren yang diberlakukan di Purwakarta, Jawa Barat, pada tahun ajaran 2017-2018 dipuji Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amien mengatakan sistem pembelajaran pendidikan umum yang dikawinkan dengan pendidikan agama dan pesantren sebagai jalan tengah yang solutif dalam pemberlakuan program Full Day School (FDS) yang sudah disosialisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Di Purwakarta, sekolah tetap lima hari, tapi berbasis madrasah dan pesantren. Ini harus menjadi contoh bagi daerah lain. Pola di sana bukan full day school," katanya. Meski mirip FDS, menurut Ma’ruf, praktik pendidikan di madrasah dijamin tidak akan mematikan pendidikan madrasah diniyah dan pesantren.
Ia menambahkan, selain mengintegrasikan pendidikan umum dengan madrasah, setahun lalu Purwakarta juga meluncurkan program mengaji kitab kuning khas pesantren bagi para siswa muslim dan kitab-kitab suci lain buat yang beragama Katolik, Protestan, Budha, Hindu, dan Konghucu.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengintegrasikan sistem pendidikan umum dengan madrasah dan pesantren. Caranya, setiap siswa sekolah dasar yang pulang belajar jam 11.00 dan SMP jam 13.00 dilarang pulang ke rumah. Mereka diwajibkan mendatangi madrasah dan pesantren terdekat guna mengikuti pelajaran keagamaan. Atau sebaliknya, guru-guru dan para ustad di madrasah dan pesantren terdekat diminta datang ke sekolah untuk mengajar agama.
Baca Juga:
"Soal teknisnya, itu kami bahas bersama dengan Kementerian Agama Purwakarta," ujar Kang Dedi, sapaan akrab Bupati. Ia mengaku sudah meneken nota kesepahaman soal penerapan sistem pendidikan umum yang diiterintegrasikan dengan madrasah dan pesantren awal pekan ini.
Bahkan Kang Dedi menambahkan unsur pembelajaran aplikatif, baik bagi pelajaran umum maupun keagamaan. "Saya akan siapkan konsultan psikolog dan konsultan permainan anak supaya mereka bisa belajar dengan riang gembira," ucapnya.
Kepala Kementerian Agama Purwakarta Entis Sutisna mengapresiasi kerja sama yang dilakukan Pemkab Purwakarta dengan pihaknya. "Saat ini, kami akan inventarisasi dulu jumlah guru madrasah dan ustad yang dianggap layak mengajar. Juga menyiapkan madrasah dan pesantren yang layak untuk melangsungkan proses belajar-mengajar," tuturnya.