TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meminta pengguna satelit Telkom 1 milik PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) menyiapkan data cadangan. Hal ini dilakukan guna menghindari kehilangan data akibat gangguan satelit.
Satelit Telkom 1 milik Telkom mengalami gangguan sejak tiga hari lalu. Para pengguna satelit, yaitu perbankan hingga pertelevisian, terkena imbasnya.
“Itu menunjukkan bahwa satelit sudah lama usianya. Jadi kami mengingatkan kembali ke teman-teman operator untuk selalu menyiapkan backup,” katanya di Gedung DPR, Jakarta Selatan, Senin, 28 Agustus 2017.
Rudiantara mengatakan penyiapan data cadangan dibutuhkan karena penggunaan satelit sangat berisiko terjadi gangguan. Masa operasi satelit adalah 15 tahun, sedangkan Satelit Telkom 1 sudah beroperasi selama 18 tahun.
“Kalau satelitnya hilang, harus menunggu tiga tahun lagi, 30 bulan lagi untuk bikin satelit baru. Itu risiko. Risiko pengoperasian, ya, seperti ini. Apalagi sudah uzur, ya, sudah lebih dari 15 tahun, ya,” katanya.
Menurut Rudiantara, pengoperasian lebih dari 15 tahun itu kemungkinan terjadi karena ada perjanjian khusus antara manufaktur satelit dan PT Telkom. Sehingga pemerintah kembali mengingatkan agar operator selalu memperhatikan data cadangan.
"Ini bentuk lainnya adalah memberikan kembali kepada kita semua, terutama teman-teman operator untuk selalu memperhatikan backup, solusi what if scenario,” ujarnya.
Satelit Telkom 1 diluncurkan untuk menggantikan Palapa B2R. Satelit tersebut diluncurkan 18 tahun lalu, tepatnya pada 4 Agustus 1999 di Guyana, Prancis. Masa operasi satelit ini sekitar 15 tahun, tapi masih bisa berfungsi hingga beberapa tahun setelah masa operasi berakhir.
ALFAN HILMI