TEMPO.CO, Malang - Peneliti Kebun Raya Purwodadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Destario Metusala, menemukan spesies anggrek hantu baru di lereng Gunung Merapi. Namanya, Gastrodia bambu. Taksonomi spesies ini terbit dalam jurnal Biotaxa edisi 18 Agustus 2017 dengan judul artikel "Gastrodia bambu (Orchidaceae: Epidendroideae), A New Species from Java, Indonesia".
Spesies anggrek baru ini pertama kali ditemukan di Turgo, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, persisnya di lereng selatan Gunung Merapi, pada awal 2016. Sedangkan spesies serupa ditemukan di kawasan Gunung Pangrango, Jawa Barat, pada awal 2017.
"Berdasarkan catatan rekaman populasinya, spesies G. bambu merupakan anggrek endemik di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat dan Yogyakarta," kata Destario kepada Tempo melalui aplikasi pesan WhatsApp, Ahad, 27 Agustus 2017.
Baca: LIPI Bentuk Taman Adat dan Budaya Papua di Jayawijaya
Destario menjelaskan, anggrek G. bambu termasuk dalam kelompok anggrek holomikotropik. Para peneliti anggrek acap menyebutnya termasuk ke dalam kelompok anggrek holomikotropik sebagai anggrek hantu (ghost orchid). Penyebutan ini merujuk pada kemunculannya yang sering kali tidak terduga dan tanpa memiliki organ daun (fase vegetatif).
Mahasiswa doktoral Departemen Biologi Universitas Indonesia itu menjelaskan, anggrek holomikotropik merupakan tumbuhan yang tidak berklorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis, tapi tidak bersifat parasit. Cara hidup seperti itu membuat G. bambu menggantungkan seluruh daur hidupnya pada suplai nutrisi organik melalui simbiosis dengan jamur mikoriza.
Selanjutnya: Kemunculan anggrek holomikotropik