Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seracen Guncang Media Sosial, Picu Stres Pasca Trauma  

Editor

Susandijani

image-gnews
REUTERS/Olivia Harris
REUTERS/Olivia Harris
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terbongkarnya aktivitas kelompok Saracen, yang diduga menjajakan konten kabar bohong dan ujaran kebencian di media sosial, membuka mata masyarakat terhadap risiko penggunaan Internet yang serampangan.

Kabar bohong dan kebencian yang meracuni media sosial, menurut dokter spesialis kesehatan jiwa Andri, sering membuat pengguna Internet merasa tidak nyaman. “Ketidaknyamanan itu banyak dialami pasien-pasien saya,” ujarnya kepada Tempo awal pekan ini.

Penanggung jawab Klinik Psikosomatik di Rumah Sakit Omni Alam Sutera ini menyebutkan banyak pasiennya yang terganggu oleh kesimpangsiuran informasi di media sosial. Beberapa di antaranya bahkan sangat terpengaruh dan mengalami gangguan kejiwaan. Ia menunjuk contoh kasus gejala psikotik akibat media sosial yang dialami seorang pasiennya, laki-laki berusia 40 tahun. Menurut Andri, pasien tersebut dibawa keluarganya karena tampak kebingungan dan berbicara tentang situasi yang akan terjadi.


Pemicunya adalah berita-berita mengenai demonstrasi besar yang terjadi beberapa bulan lalu. Berita bohong yang beredar membuat pedagang toko kelontong tersebut kian tersesat. “Sampai suatu ketika dia mengatakan kepada keluarganya suatu teori tentang penyelamatan negara, di mana dia yang akan memimpin usaha penyelamatan itu,” ucap Andri.

Saat diperiksa, pasien diketahui mengalami delusi. Dalam sesi wawancara, pasien secara menggebu-gebu mengatakan dirinya bisa menyelamatkan negara dari kehancuran akibat perang saudara. “Diagnosis mengarah ke kondisi psikotik akut yang semoga tidak menjadi skizofrenia paranoid ke depannya,” ujar Andri.

Kasus kedua adalah munculnya kembali gangguan stres pascatrauma. Gangguan ini dialami seorang perempuan paruh baya yang datang dengan ketakutan luar biasa. Berita dari media sosial perihal demonstrasi, ditambah berita palsu tentang etnis Tionghoa, membuat pasien teringat akan bayangan traumatis peristiwa 1998. Pasien mengatakan, saat kerusuhan 1998, dirinya hampir menjadi korban keberingasan massa. “Setelah peristiwa itu, dia menjalani perawatan psikiatrik karena trauma,” kata Andri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengakui arus informasi yang masuk sekarang sudah sangat berlebihan dan membuat masyarakat kesulitan memilah antara informasi yang benar dan informasi bohong yang sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu. Sayangnya, banyak orang merasa berkewajiban menyebarkan berita dan informasi yang belum tentu benar dengan dalih ingin memperbarui berita. “Bahkan di grup WhatssApp banyak yang akhirnya ribut karena bersilang pendapat tentang topik tertentu.”

Menulis di majalah Pursuit milik University of Melbourne, doktor Peegy Kern punya pendapat berbeda. Berdasarkan penelitiannya, Peegy menilai pengaruh media sosial terhadap kecemasan dan depresi tidak terlalu besar. Menurut dia, hanya sedikit orang yang terganggu kesehatan mentalnya gara-gara media sosial. Sebaliknya, Peegy menemukan perilaku di media sosial justru mencerminkan kesehatan mental penggunanya.

Seseorang yang sehat mentalnya akan menggunakan Facebook untuk mencari gosip terbaru dan membagikan hal-hal lucu. Sedangkan seseorang yang menderita depresi akan menghabiskan waktu mencari berita dan meratapi kehidupan orang lain yang tampak bahagia. “Orang yang menderita depresi sering iri terhadap teman-temannya, membanding-bandingkan, dan cenderung menggunakan bahasa negatif,” ucapnya, sebagaimana ditulis Herald Sun, akhir tahun lalu.

EFRI RITONGA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Viral Wanita Tewas di Tangan Gangster di Cikarang Bekasi, Polisi Berikan Penjelasan

1 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Viral Wanita Tewas di Tangan Gangster di Cikarang Bekasi, Polisi Berikan Penjelasan

Sebuah video viral di media sosial menarasikan seorang wanita tewas bersimbah darah di Bekasi akibat dianiaya sekelompok gangster. Begini kata polisi.


Arab Saudi Minta Warga Jangan Sampai Tertipu Iklan Naik Haji di Media Sosial

1 hari lalu

Jamaah haji salat di depan Ka'bah, 1 Juli 2022. REUTERS/Mohammed Salem
Arab Saudi Minta Warga Jangan Sampai Tertipu Iklan Naik Haji di Media Sosial

Arab Saudi mengimbau publik untuk tidak tertipu atau merespons iklan di media sosial tentang pelaksanaan ibadah haji


Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

6 hari lalu

Ilustrasi Facebook. REUTERS/Dado Ruvic
Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

Menonaktifkan akun Facebook sementara bisa dijadukan opsi jika ingin beristirahat dari media sosial. Berikut caranya.


Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

6 hari lalu

Siluet pengguna ponsel terlihat di samping layar proyeksi logo Facebook dalam ilustrasi gambar yang diambil 28 Maret 2018. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

Menghapus semua postingan di Facebook mungkin menjadi opsi bagi beberapa orang yang ingin membersihkan akun. Begini caranya.


Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

7 hari lalu

Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.


Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

11 hari lalu

Pesepak bola Timnas Indonesia U-23 Marselino Ferdinan (kiri) melewati hadangan pesepak bola Timnas Irak U-23 Karrar Mohammed Ali (kanan) dalam pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat dinihari, 3 Mei 2024. ANTARA/PSSI
Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.


Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

13 hari lalu

Dua orang anak suku bajo membaca buku sambil menunggu perahu tumpangan untuk mengantarnya ke sekolah di Pulau Papan, Desa Kadoa, Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, (13/5). Anak suku Bajo hanya bersekolah hingga tingkatan SD karena tingkatan SMP harus menyeberang ke pulau lain dengan jarak yang lebih jauh. TEMPO/Fahmi Ali
Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.


Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

14 hari lalu

Ilustrasi buruh. Pixabay
Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.


Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

14 hari lalu

Ilustrasi TikTok. shutterstock.com
Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.


Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

18 hari lalu

Anandira Puspita (baju merah muda), istri anggota TNI yang menjadi tersangka usai mengungkap dugaan perselingkuhan suaminya, dalam jumpa pers di sebuah kafe di Jalan Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Han Revanda Putra.
Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.