TEMPO.CO, Jakarta - Masalah keuangan juga rupanya bisa mengakibatkan seseorang menderita migrain.
Sebuah studi baru yang dipresentasikan pada konferensi European College of Neuropsychopharmacology (ECNP) di Paris, menyatakan bahwa orang dengan variasi spesifik pada gen yang mempengaruhi ritme sirkadian memiliki lebih banyak migrain akibat tekanan keuangan.
Gen yang disebut gen clock (Circadian Locomotor Output Cycles Kaput) itu mempengaruhi persistensi dan periode ritme sirkadian. Dengan begitu, ia memainkan peran penting dalam mengatur banyak pola berirama dalam tubuh, termasuk kadar kortisol (hormon stres utama) dan suhu tubuh.
Migrain memiliki asal-usul yang sangat kompleks yang melibatkan sejumlah besar gen yang dikombinasikan dengan efek lingkungan yang bekerja melalui beberapa jalur di sistem saraf pusat. Baca: Beda Migrain dengan Sakit Kepala Biasa
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa variasi gen sirkadian--yang mempengaruhi bagaimana tubuh mengendalikan dan merespons perubahan lingkungan, seperti perubahan cahaya-- berdampak pada gangguan mood. Dalam studi baru tersebut, para peneliti ingin menyelidiki apakah gen tersebut juga terkait dengan perkembangan migrain.
Dalam penelitian tersebut, periset memeriksa 999 pasien dari Budapest, Hungaria, dan 1.350 dari Manchester, Inggris, untuk dua varian (single nucleotide polymorphisms, SNPs) dari gen clock dan menyelidiki bagaimana hal ini terkait dengan migrain.
Hasilnya, tidak ada hubungan langsung antara gen dan migrain. Namun ketika para peneliti memperhitungkan stres (tekanan keuangan, yang diukur dengan kuesioner keuangan), varian gen tersebut meningkatkan kemungkinan migrain sekitar 20 persen pada peserta yang menderita kesulitan keuangan.
"Ini adalah studi yang sangat menarik tentang interaksi genetika dengan stres pada migrain. Gen yang dipelajari terlibat dalam sistem sirkadian, yang sebelumnya telah terbukti terlibat dalam gangguan mental seperti gangguan bipolar, yang sangat menyebalkan dengan migrain," kata Profesor Andreas Reif dari University Hospital di Frankfurt, Jerman, seperti dikutip psychcentral.com. Baca:7 Makanan Ini Bisa Menyebabkan Migrain
Dengan demikian, Reif melanjutkan, penelitian ini bisa memberi petunjuk bagaimana penyakit ini bisa dikaitkan pada tingkat genetik. "Tetapi di luar ini, penelitian tersebut menunjukkan bagaimana faktor risiko lingkungan memberikan efeknya hanya dengan adanya faktor risiko genetik tertentu".
Secara khusus, para peneliti mempelajari polimorfisme nukleotida fungsional tunggal dalam gen clock. Ini dapat mempengaruhi seberapa banyak protein ditranskripsi dari gen. Sebab, protein ini mengendalikan mesin jam tubuh, varian gen ini bisa mengganggu proses yang bisa mencegah migrain saat menghadapi stres.
"Karya ini tidak menunjukkan penyebab migrain, tapi ini menunjukkan bahwa baik stres dan genetika berpengaruh," kata peneliti Daniel Baksa dari Universitas Semmelweis di Budapest.
"Dalam karya yang dipaparkan di sini, kami dapat menunjukkan bahwa stres--yang ditunjukkan oleh kesulitan keuangan-- menyebabkan peningkatan migrain pada mereka yang memiliki varian gen tertentu. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah melihat apakah varian gen sirkadian lain yang terkait dengan faktor stres yang berbeda menyebabkan efek yang sama".
Menurutnya, kekuatan penelitiannya adalah mereka melihat dampak yang sama pada dua kelompok studi independen, di Budapest dan Manchester. "Jadi kami pikir ini adalah efek nyata," kata Daniel. Baca:Gila Kerja Bukan Kebanggaan, Fisik Terancam Kenali 6 Tandanya
"Varian gen yang diteliti hadir di sekitar sepertiga populasi, jadi variannya umum dengan ukuran efek kecil. Hasil kami menjelaskan satu mekanisme spesifik yang dapat menyebabkan migrain, yakni bagi banyak orang, stres yang disebabkan oleh kekhawatiran finansial dapat mempengaruhi Anda secara fisik," ujar Daniel menjelaskan.
PSYCHCENTRAL | AFRILIA SURYANIS