TEMPO.CO, Bogor - Situasi dan kondisi seputar pembunuhan Indria Kameswari, 38 tahun, seperti tertutup kabut. Namun ada secercah terang lewat pengakuan pembantu di rumah Indria, Ati Suryati.
Ati mengatakan tidak memiliki firasat majikannya tersebut akan pergi selama-lamanya. Menurut Ati, pegawai Balai Diklat Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido itu baru menjalani perjalanan dinas selama empat hari sebelum tewas di tangan suaminya, Abdul Malik Azis alias Mochamad Akbar, 40 tahun. Indria tiba dari Yogyakarta pada hari Kamis Sore, 31 Agustus 2017, sementara pembunuhan terjadi pada esok paginya, Jumat, 1 September.
"Ibu (Indria) langsung buka koper dan mencuci seragamnya," katanya saat ditemui di pos satpam Perumahan River Valley, Palasari, Cijeruk, Kabupaten Bogor, hari ini, Rabu, 6 September 2017.
Setelah tuntas membereskan pakaian, Ati melanjutkan, Indria memintanya pulang untuk istirahat. Selain itu, Ati diberikan waktu libur selama dua hari untuk merayakan Idul Adha. "Ibu sempat bilang, "Datang lagi, ya, Minggu'," ucapnya.
Saat itu, sekitar pukul 18.30, suami Indria, Abdul, belum pulang. Ati tak tahu apa yang terjadi setelah itu hingga jasad majikannya ditemukan keesokan harinya.
Indria ditemukan tewas di rumah dengan luka tembak di punggung kanan. Peluru mengenai tulang belakang dan menembus paru-paru. Polres Kabupaten Depok saat ini telah menangkap pelaku, yakni suami korban, Abdul.
Sebaliknya, Hendrik, petugas keamanan Perumahan River Valley, punya cerita tentang Abdul. Pada Jumat dinihari saat itu, Hendrik sedang bertugas. Abdul memasuki gerbang kompleks sekitar pukul 03.30. "Dia memang jarang pulang ke rumah. Paling satu atau dua kali dalam satu minggu," ucapnya kepada Tempo.
Kemudian sekitar pukul 07.00 sebuah mobil Suzuki Ertiga warna putih yang dikendarai Abdul buru-buru meninggalkan kompleks. Berpapasan dengan mobil yang mau masuk ke River Valley, mobil Abdul tak mau mengalah. "Padahal mobil dari luar lebih dulu masuk gerbang," tuturnya.
Hendrik memastikan pengemudinya adalah Abdul lantaran sempat kaca mobil sempat dibuka. Hendrik mengatakan belakangan baru tahu mengapa Abdul pergi terburu-buru setelah warga melapor ke pos satpam bahwa Indria Kameswari ditemukan meninggal.
IRSYAN HASYIM