TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Komunikasi Informasi dam Edukasi Yayasan Jantung Sehat Siska Suridanda Danny mengatakan sebaiknya orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung menghindari olahraga yang kompetitif. “Sebaiknya hindari kegiatan kompetitif seperti futsal, basket, tenis,” katanya pada Konferensi pers Peringatakan Hari Jantung Sedunia 2017 di Kantor Yayasan Jantung Sehat, Menteng Jakarta Kamis 14 September 2017.
Siska mengatakan olahraga kompetisi akan membuat tubuh memproduksi hormon adrenalin. Sebaliknya, bila olahraga yang tidak memacu kompetisi akan memproduksi hormon endorfin. Siska mengatakan hormon adrenalin memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa sehingga tekanan darah meningkat. Hal itu pun dapat menaikkan kadar gula darah. "Fungsi lainnya bisa menstimulasi otak untuk waswas dan siaga bahkan stres. Hal itu tidak baik untuk yang pernah sakit jantung," kata Siska.
Menurut Siska, lebih baik kegiatan olah tubuh yang digunakan orang yang sudah pernah terkena serangan jantung adalah yang memberikan dampak kecil. “Yang disarankan itu senam, jalan atau jogging, dan renang,” katanya.
Dari segi waktu, ia pun menyarankan untuk melakukan kegiatan olahraga selama 150 menit perminggu. “Standarnya sih 150 menit, tapi intinya semua sesuai kemampuan masing masing,” kata Siska. Baca: 7 Kunci Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke
Dunia akan memperingati Hari Jantung Sedunia pada 29 September. Perayaan yang berlangsung sejak 2000 atas inisiatif World Heart Federation pada tahun ini mengambil tema ‘Share Your Power – Detak Jantung Sehat untuk Negeri’.
Yayasan Jantung Indonesia mengajak masyarakat Indonesia unjuk kekuatan dalam menjaga jantung sehat dan melakukan pencegahan serangan penyakit kardiovaskuler. Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Syahlina Zuhal mengatakan sampai saat ini, penyakit kardiovaskuler dan stroke tetap menduduki peringkat pertama dalam penyebab kematian masyarakat di seluruh dunia. “Kami kembali mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian kepada kesehatan jantungnya, lalu menginspirasi orang-orang di sekitarnya untuk bersama-sama menjaga kesehatan jantung agar terhindar dari penyakit kardiovaskuler,” Syahlina.
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005 menyebutkan, 30 persen dari total kematian di dunia disebabkan oleh peyakit kardiovaskuler. Jumlahnya mencapai 17,5 juta kematian dari 58 juta kematian di dunia. Dari seluruh angka itu, penyebab kematian terbagi menjadi serangan jantung (7,6 juta orang), stroke (5,7 juta orang), dan selebihnya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah (4,2 juta orang). Menurut prediksi dari WHO, jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskuler ini akan terus meningkat sampai tahun 2030, dan mencapai diperkirakan mencapai 23,6 juta orang di dunia. Baca: Enam Bulan Sebelum Serangan jantung, Tubuh Sudah Memberikan Tanda
Syahlina mengatakan kabar baik dari data itu adalah setidaknya 80 persen dari penyakit kardiovaskuler dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat sejak awal. Sesuai tema “Share the Power – Detak Jantung Sehat untuk Negeri”, pencegahan berfokus pada gaya hidup sehat dalam bentuk Fuel Your Heart (Penerapan pola makan dan minum yang sehat), Move Your Heart (aktif bergerak dan berolahraga), dan Love Your Heart (berhenti merokok).
MITRA TARIGAN