TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, anak-anak cenderung gemar bermain gadget daripada melakukan permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan kekayaan budaya lokal, seperti petak umpet, egrang, conglak, lompat tali, gangsing, engklek, cublak-cublak suweng, kelereng dan lainnya.
Psikolog anak Yulita Patricia Semet mengatakan, permainan tradisional banyak jenisnya dan dapat dimainkan oleh usia berapa pun. "Permainan tradisional ini memiliki kelebihan yang pertama adalah banyak manfaatnya," kata Yulita dalam Festival Bermain di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu pekan lalu.
Yulita menjelaskan, misalnya dari bermain biji congklak, anak-anak dapat belajar menghitung serta konsep penambahan dan pengurangan. Kedua, bermain mainan tradisional dapat melatih motorik anak. Baca:7 Trik agar Perut Tak Buncit karena Kembung
"Masih saya ambil contoh dari bermain congklak, manfaat motoriknya dapat memengang dengan jeli, karena biji congklak itu kan keil sekali, jadi bisa melatih anak memegang pensil," ujarnya
Ketiga, belajar ketekunan. "Kan, main congklak harus tekun, mengambil yang mana ya biar bisa menang dan dapat banyak bijinya," kata dia.
Keempat, melatih kejujuran. "Kelima, belajar kerja sama, karena banyak dari permainan tradisional itu dimainkan secara berkelompok," ujar Yulita.
Keenam, taat aturan. "Misalnya bermainnya secara bergantian, harus diisi semua lubang papan congklaknya dan diikuti tidak terpaksa," kata dia.
PLH Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementeriam Pendidikan dan Kebudayaan, Dewi Indrawati, mengatakan banyak manfaat yang didapatkan saat bermain permainan terdasional. Misalnya, dengan bermain kelereng atau gundu yang sederhana, anak-anak diajarkan bersikap jujur dan tidak korupsi. Baca:Golden Hour, 60 Menit yang Menentukan
Menurut Dewi, banyak yang bisa diajarkan kepada anak dari memainkan mainan tradisional dibanding bermain gadget atau handphone. "Kalau diajari bermain gangsing, itu ada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, membuat gangsing pun tidak sembarangan," kata Dewi.
AFRILIA SURYANIS