TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas, Kwik Kian Gie merasa tidak pantas dicalonkan untuk menjadi Wakil Presiden. Hal itu ia ungkapkan menanggapi namanya yang muncul menjadi salah satu kandidat calon wakil presiden Partai Amanat Nasional dalam Rakernas di Makassar pekan lalu.
Saya bukannya menolak atau bagaimana, tapi saya tidak pantas, katanya saat di acara Semiloka Anti Diskriminasi yang diadakan oleh Partai Demokrasi Perjuangan, di Hotel Bororbudur, Rabu (16/7). Dalam acara itu Kwik juga menjadi salah satu pembicara.
Kwik mengatakan, penolakannya itu dikarenakan ia menilai masyarakat Indonesia yang masih belum siap menerima seorang pemimpin yang berasal dari keturunan minoritas Tionghoa.
Ia mencontohkan proses diterimanya seorang presiden yang beragama Katholik di Amerika Serikat membutuhkan waktu sekitar 200 tahun, saat John Fitzgerald Kennedy terpilih. Masyarakat Amerika sendiri mayoritas beragama Protestan. Apalagi Indonesia yang baru lima puluh tahun, katanya.
Dalam Rapat Kerja Nasionalnya, Partai Amanat Nasional (Rakernas PAN) merekomendasikan 10 nama untuk menjadi calon wakil presiden, mendampingi Amien Rais yang menjadi calon presiden. Kesepuluh nama tersebut adalah Kwik Kian Gie, KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Agum Gumelar, KH Hasyim Muzadi, Jusuf Kalla, Marwah Daud Ibrahim, Rachmawati Soekarnoputri, Sri Sultan Hamengkubowono X, Saifullah Yusuf, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat penutupan Rakernas itu, Amien Rais mengatakan nama-nama tersebut adalah hasil masukan dari para peserta rakernas yang muncul dari berbagai pertimbangan. Awalnya, ada 37 nama yang masuk ke bursa calon wakil presiden. Kemudian 10 nama itulah yang dianggap memiliki kriteria yang diinginkan. (Indra Darmawan TNR)