TEMPO Interaktif, Jakarta:Polda Metro Jaya menggelar operasi Mantab Brata XI sebagai antispasi menghadapi Sidang Tahunan MPR yang akan berangsung Agustus mendatang. Polda merencanakan mengerahkan 4.000 personil untuk operasi pengamanan khusus ini. Jika eskalasi ancaman meningkat, jumlahnya ditingkatkan, kata Kepala Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Prasetyo di Polda Metro Jaya, Kamis (17/7).
Dalam menyikapi ancaman kriminal terorisme yang meningkat, Prasetyo mengatakan, Polda Metro Jaya mempunyai kiat dan solusi yang akan diterapkan. Polisi akan mengupayakan sinergi antara masyarakat dan kepolisian melalui community policing. Sistem pengamanan ini akan diperketat dan dipegang bersama-sama antara polisi dan masyarakat. Sementara Di tempat-tempat vital ada sistem keamanan dengan menggunakan hightech teknologi, kata dia.
Di gedung MPR/DPR, menurut Prasetyo, belum ada alat yang canggih. CCTV (Close Circuit Television red.) belum berfungsi di sana, kata dia. Polda akan menginventarisir tempat-tempat yang menjadi target ancaman teroris. Tempat tempat itu adalah sentral tempat berkumpulnya orang-orang banyak. Bisa pusat pemerintahan, gedung-gedung tempat pembuat kebijakan dan instansi pemerintah. Ditambahkan pula gereja dan tempat ibadah yang lainnya juga akan diamankan.
Menurut Prasetyo, pengamanan di MPR/DPR akan dilakukan berlapis. Di sana akan ada petugas pengamanan dalam dan petugas pengamanan obyek vital. Dan di-back up pengamanan dari Polda dan dilapis Polsek dan Polres, ujarnya. Petugas pengamanan dalam MPR/DPR pada siang hari berjumlah 70 orang, sedangkan malam hari 16 orang. Ke-16 orang ini pun dibagi menjadi dua, delapan orang di gedung MPR/DPR dan delapan orang di rumah pejabat.
Sedangkan pengamanan obyek vital dalam gedung MPR/DPR, kata Prasetyo, pada malam hari hanya berjumlah 6 orang. Jadi kalau malam hanya diawasi 14 orang, kata dia. Itupun, menurut dia, dari segi kuantitas, petugasnya belum memenuhi standar. (Agricely Harlindawati - TNR)